LenteraJateng, KENDAL – Kehadiran BRT Trans Jateng sebagai sarana transportasi publik memberikan kemudahan, kenyamanan dan tarif yang relatif murah bagi penumpangnya.
Dari survey Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, adanya BRT Trans Jateng mampu menghemat pengeluaran rata-rata Rp 100 ribu per bulannya.
Budi Winarti, seorang pedagang di pasar relokasi Terminal Bahurekso Kendal menuturkan akses BRT Trans Jateng mudah bagi masyarakat. Mulanya ia berdagang di Pasar Weleri sebelum akhirnya direlokasi di Terminal Bahurekso akibat musibah kebakaran beberapa waktu lalu.
“Saya asli Kaliwungu. Kalau berangkat naik mobil pikap dan pulangnya naik bus biasa dengan ongkos Rp 7 ribu. Kalau sekarang pulangnya naik BRT Rp 4 ribu, jadi lebih murah Rp 3 ribu,” lanjutnya.
Menurutnya, ongkos tersebut relatif terjangkau bagi pedagang pasar dengan pendapatan pas-pasan. Ia bahkan mampu mengumpulkan uang sekitar Rp 90 ribu per bulan.
“Iya, aksesnya mudah karena langsung masuk Terminal Bahurekso. Selain itu, bisa menghemat untuk tambahan modal usaha jualan sayur dan bumbu di pasar,” kata Budi.
Sustiwi, seorang ibu rumah tangga ini mengaku bahwa BRT Trans Jateng memiliki fasilitas yang nyaman dan aman. Dalam satu minggu, ia bisa 3 kali memanfaatkan BRT Trans Jateng untuk menjemput anaknya sekolah.
“Iya, saya memilih naik BRT untuk menjemput anak sekolah. Anak saya sekolah di Weleri dan saya asli Brangsong. Kalau naik bus biasa tarifnya Rp 8 ribu, tapai kalau BRT hanya Rp 4 ribu,” ungkapnya.
Selain murah, menurutnya, BRT Trans Jateng Waktu tempuh juga cepat dan tepat waktu.
“Pulang-pergi naik BRT karena cepat dan hemat. Kalau bus biasa ngetem lama, kalau BRT lebih nyaman dan posisi laki-laki dengan perempuan terpisah, ada AC, karena anak sudah panas di sekolah, BRT lebih nyaman, lebih irit,” bebernya.
Naik BRT Trans Jateng Kini Punya Tujuh Koridor
Kepala Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah Joko Setyawan mengatakan bahwa kali pertama dilaunching 2017 lalu, saat ini BRT Trasn Jateng sudah memiliki 6 koridor dengan total 98 armada. Yakni rute Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga, Semarang-Kendal, Purworejo-Magelang, Solo-Sragen, dan Semarang-Grobogan.
“BRT Trans Jateng sebenarnya sudah mulai beroperasi seja 2017 sebagai bagian dari program Pemprov Jateng. Sejak tahun 2017 kami sudah memiliki 6 koridor dan tahun depan tambah satu menjadi 7 koridor. Ini sesuai RPJMD yang sampai 2023, dengan membuka pelayanan sebanyak 7 koridor,” ujarnya.
Selama ini, pihaknya telah melakukan survey secara poriodik terkait dengan ketermanfaatan kehadiran BRT Trasn Jateng. terakhir, survey dilakukan di tahun 2021 dengan jumlah 1412 koresponden.
“Selain itu kita sudah sering melakukan survey secara periodik terakhir tahun 2021 dengan 1412 responden. Dari sana kita mendapatkan ada sekitar 46 persen orang yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke trasnsportasi umum. Ini menjadi jawaban merubah cara pandang masyarakat. Untuk tarif pelajar Rp 2 ribu dan umum Rp 4 ribu,” paparnya.
Editor: Puthut Ami Luhur