LenteraJateng, SEMARANG – Jalur pendakian Gunung Merbabu via Thekelan dikenal sebagai jalur legendaris gunung Merbabu bagi para pendaki era 80-an. Tak jarang dari para pendaki lawas ini kembali menapaki jalur Thekelan untuk sekedar bernostalgia.
Gunung Merbabu berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Semarang, Magelang dan Boyolali. Terdapat beberapa rute pendakian seperti jalur Wekas, Cunthel, Suwanting, Selo dan Thekelan yang merupakan jalur resmi dari Taman Nasional Gunung Merbabu.
Dengan panjang track 6 kilometer, jalur Thekelan menyuguhkan pemandangan yang memanjakan mata para pendaki. Meski jaraknya cukup jauh, sumber mata air tersedia di beberapa titik pos pendakian bahkan ada di Geger Sapi.
Iing Ruswandi, pengelola basecamp pendakian Merbabu via Thekelan menyebut, jalur Thekelan adalah jalur pertama Merbabu sebelum adanya jalur pendakian yang lain. Selain itu, mendaki melalui jalur Thekelan juga bisa mendapati tujuh puncaknya sekaligus.
“Jalur Thekelan juga satu-satunya jalur yang bisa menuju tujuh puncak Merbabu. Mulai dari puncak Watu Gubug, Pemancar atau Watu Tulis, Geger Sapi, sampai puncak Triangulasi,” kata Iing.
Iing menuturkan salah satu puncak di Merbabu disebut Puncak Syarif. Dahulu, puncak ini merupakan tempat menyepi dari Mbah Syarif, sesepuh di Dusun Thekelan. Setelah waktu menyepinya selesai, beliau turun ke desa dan hingga akhir hayatnya dimakamkan Thekelan.
“Dari Puncak Syarif ke Ondorante, itu trek yang paling ekstrem. Lalu ada puncak keenam, Kenteng Songo. Di situ ada ikonnya Merbabu,yaitu Watu Lumpang. Di sebelahnya, baru puncak Triangulasi,” lanjutnya.
Selain ketujuh puncak dan jalurnya yang legendaris, jalur pendakian via Thekelan juga menyimpan kekayaan flora dan fauna. Seperti elang Merbabu, kijang, dan monyet besar yang menyerupai manusia yang warga menyebutnya sebagai lutung budeg.
“Hewan liar atau buas tidak ketemu di jalur pendakian. Kijang atau anakannya saja yang kadang terlihat. Kalau kayak babi hutan, macan hitam seperti itu nanti kelihatannya kalau kebakaran hutan, mereka pada ngungsi,” jelas Iing.
Estimasi Lama Pendakian
Meski perjalanan sejauh 6 kilometer, lama pendakian di jalur Thekelan kurang lebih sekitar 8 jam. Para pendaki bisa menggunakan ojek dari basecamp menuju ke pos 1 atau Pos Pending. Namun, jika berjalan kaki, waktu tempuh memakan waktu sekitar 1 jam.
Waktu Estimasi Pendakian adalah sebagai berikut :
- Basecamp – Pos 1 Pending, dengan jarak 1200 meter memakan waktu 1 jam
- Pending – Pos 2 Pereng Putih, berjarak 1000 meter selama 1 jam
- Pereng Putih – Pos 3 Gumuk Menthul, 1100 meter kurang lebih selama 45 menit
- Gumuk Menthul – Pos 4 Lempong Sampan hanya 20 menit
- Lempong Sampan – Puncak 1 Watu Gubug menghabiskan waktu 30 menit
- Watu Gubug – Puncak 2 Pemancar atau Watu Tulis 45 menit
- Watu Tulis – Puncak 3 Geger Sapi 45 menit
- Geger Sapi – Pertigaan menuju Puncak Syarif dan Ondorante 15 menit
- Pertigaan – Puncak 4 Syarif 10 menit
- Pertigaan – Puncak 5 Ondorante 15 menit
- Ondorante – Puncak 6 Kenteng Songo 30 menit
- Puncak Kenteng Songo – Puncak 7 Triangulasi 5 menit
Iing menambahkan, terdapat perubahan jalur Thekelan di pos Pereng Putih. Jika sebelumnya rute pendakian berada di bawah Pereng Putih, kini pendaki berjalan diatasnya karena jalur bawah terjadi longsor beberapa tahun lalu.
“Di Pereng Putih ada sabana dengan dua pohon akasia seperti gerbangnya. Ikon ini juga yang menjadi tempat para pendaki untuk berfoto,” tambahnya.
Larangan Pendakian Merbabu Via Thekelan
Sesuai dengan kearifan lokal, terdapat larangan bagi para pendaki, yakni tidak boleh menggunakan pakaian berwarna hijau dan merah. Meski aturan ini menurut Iing untuk mengikuti kebiasaan adat Jawa yang ada.
“Ini ilmu titen setiap ada kejadian berdasarkan cerita para pendaki, poin utama dan garis besarnya itu satu, pakai baju merah atau hijau dan terpisah dari rombongan. Kemudian juga ada yang buang air di Watu Gubug,” kata Iing.
Watu Gubug merupakan salah satu puncak yang disakralkan. Watu Gubug adalah batu-batu besar dengan cerukan di dalamnya. Biasanya saat bulan Suro pada kalender Jawa, banyak sesaji di sekitar tempat tersebut.
Soal sampah juga menjadi aturan yang berlaku di pendakian via Thekelan. Para pendaki wajib membawa turun sampah masing-masing dan mengumpulkannya di basecamp.
“Untuk pengelolaan sampah, kami bekerjasama dengan TPA Kopeng untuk penjemputan sampah setiap minggu. Ini untuk menjaga keasrian dan kebersihan di gunung Merbabu,” tutup Iing.
Editor: Puthut Ami Luhur