LenteraJateng, JAKARTA – Mobilitas masyarakat tertinggi selama pandemi, namun tidak dengan tren kenaikan kasus positif. Bahkan angka penambahan harian menunjukkan penurunan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa kenaikan mobilitas saat ini merupakan tertinggi selama pandemi. Meski begitu, penularan kasus positif Covid-19 dapat ditekan.
“Ini adalah kabar baik yang penting untuk terus dipertahankan kedepannya,” Wiku dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 secara daring, Rabu (18/5/2022) di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dari kondisi kasus di tingkat nasional, Indonesia terus menunjukkan perbaikan pada indikator kasus aktif dan kesembuhan dengan angka lebih dari rata-rata dunia. Sayangnya, pada indikator kematian masih bertahan pada angka yang sama. Bahkan, angka ini masih diatas rata-rata dunia.
Terdapat 3 indikator penilaian tren penuruan, yang pertama adalah kasus aktif. Di tingkat nasional trennya tetap menunjukkan penurunan yang baik menjadi 0,08 persen pada pekan terakhir.
“Jumlah ini lebih rendah sekitar 4 persen di bawah rata-rata dunia. Data per 8 Mei lalu, jumlahnya terdapat 6 ribu orang penderita COVID-19. Namun, per 15 Mei turun menjadi sekitar 4700 orang,” kata Wiku.
Indikator kedua yaitu kematian. Baik persentase maupun jumlah kematian di Indonesia cenderung tetap daripada pekan sebelumnya, yaitu 2,59 persen. Sementara jumlah orang meninggal rata-rata dalam 3 bulan terakhir terus menurun dan saat ini rata-ratanya di angka 13 kasus.
“Yang ketiga, kesembuhan. Di minggu ini, terdapat sekitar 3.600 orang sembuh, dengan persentasenya sebesar 97,34 persen. Jika dibandingkan dengan dunia, Indonesia masih bertahan sekitar 3 persen di atas rata-rata dunia,” lanjutnya.
Wiku Dorong Kepala Daerah Lakukan 3T, Mobilitas Masyarakat Tertinggi Selama Pandemi
Wiku juga terus mendorong kepada para kepala daerah untuik menggencarkan testing, tracing, dan treatment. Sementara, masyarakat juga harus tetap disiplin protokol kesehatan.
“Terutama dengan riwayat bepergian jarak jauh, mengunjungi tempat keramaian dan kerumunan, serta merasa tidak sehat dan bergejala. Mohon kesadaran diri untuk di tes,” paparnya.
Ia juga menekankan untuk melindungi kelompok rentan di lingkungan terdekat. Baik para penderita komorbid, anak-anak, orang lanjut usia, hingga mereka yang belum bisa mendapat vaksin.
“Jangan sampai kita tertular dan menjadi sumber penularan, terlebih di tengah potensi adanya orang tanpa gejala. Pastikan jangan bawa virus pulang,” pungkas Wiku.
Editor: Puthut Ami Luhur