LENTERAJATENG, SOLO – Sukoharjo masuk di jajaran trending topic Twitter pada Rabu (3/5/2023).
Dari penelusuran yang dilakukan, hal itu berawal dari cuitan mahasiswa di akun @undipmenfes yang mendapatkan jatah KKN di wilayah Sukoharjo.
“-dips! YA ALLAH DPT KKN DI SUKOHARJO, DI SUKOHARJO ADA APA PLIS PELOSOK BGT KAH SUKOHARJO ITU?” tulisnya seperti dikutip.
Sontak unggahan itu mendapat respons dari para warganet lainnya yang kesal karena Sukoharjo dianggap pelosok.
Tak sedikit warganet yang menghujat akun tersebut dan memberikan capture foto dua mal yang berjejer di wilayah Sukoharjo.
“Buat kamu yang takut kkn di sukoharjo tau the park mall ga?? tau Pakuwon mall ga?? tau burger king sama mekdi kan?? itu semua ada di sukoharjo yaaa wahai manusia yang fomo mau kkn!! -dips!” tulis warganet lain.
Sejarah Sukoharjo
Sukoharjo awalnya masuk dalam wilayah Kasunanan Surakarta dengan status Kawedanan yang dipimpin oleh Wedana.
Namun pada 1946, bersamaan dengan munculnya gerakan anti Swapraja dan akhirnya berdirilah Pemerintah Kota Surakarta yang lepas dari Kasunanan.
Dengan keluarnya Penetapan Pemerintah Nomor: 16/SD tanggal 15 Juli 1946, maka secara formal Pemerintah Kasunanan dan Mangkunegaran dipandang sudah tidak ada lagi, dan wilayah-wilayahnya untuk sementara menjadi wilayah Karesidenan Surakarta.
Ini berarti wilayah Karesidenan Surakarta terdiri dari bekas wilayah-wilayah Mangkunegaran yaitu Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri, serta bekas wilayah Kasunanan yaitu Kabupaten Klaten, Sragen, Boyolali, dan Sukoharjo (Kawedanan Sukoharjo, Bekonang, Kartasura).
Keadaan ini mengilhami para pemimpin pada waktu itu untuk membentuk kabupaten baru di luar kota Surakarta agar ketiga Kawedanan (Sukoharjo, Bekonang, Kartasura) dapat dibina dalam satu naungan pemerintah kabupaten. Kemudian secara spontan KNI Daerah Surakarta menunjuk KRMT Soewarno Honggopati Tjitrohoepojo untuk menjadi Bupati.
Atas dasar tersebut maka pada hari Senin Pon tanggal 15 Juli 1946, menjadi hari lahir Kabupaten Sukoharjo.