LenteraJateng, JAKARTA – Pemerintah RI anggap Omicron adalah varian Covid-19 yang perlu mendapat perhatian. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan menyatakan, varian baru dari Covid-19 tersebut mengandung 50 mutasi dan WHO telah meningkatkan statusnya.
“Varian tersebut mengandung 50 mutasi yang memengaruhi kecepatan penularan dan kemampyannya menghindari antibodi yang dibentuk oleh vaksin. Tapi ini semua masih terus dipelajari oleh para ahli,” kata Luhut, Minggu (28/11/2021).
Sampai hari ini menurutnya, sudah 13 negara telah mengumumkan bahwa mereka sudah mendeteksi varian Omicron. Mulai dari Afrika Selatan dan Botswana. Varian Omicron kemudian juga ditemukan di Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia dan Hong Kong.
“Melihat distribusi negara-negara tersebut, kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa varian Omicron ini sudah menyebar ke lebih banyak negara,” tuturnya.
Untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan empat kebijakan. Pertama, melarang masuk WNA yang memiliki riwayat perjalanan selama 14 hari ke negara-negara seperti Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia dan Hongkong.
“Kebijakan ini akan segera berlaku dalam waktu 1×24 jam dan akan berlangsung selama 14 hari, menunggu perkembangan lebih lanjut,” tutur Menko Luhut.
Kedua, WNI yang pulang ke Indonesia dan memiliki riwayat perjalanan dari negara-negara pada poin pertama akan dikarantina selama 14 hari. Ketiga, pemerintah akan meningkatkan waktu karantina bagi WNA dan WNI pelaku perjalanan dari luar negeri di luar sebelas negara yang masuk daftar, dari 3 hari menjadi 7 hari.
Terakhir, kebijakan karantina ini akan diberlakukan mulai Senin (29/11/2021).
“Daftar negara yang ada dapat bertambah maupun berkurang berdasarkan evaluasi berkala yang akan dilakukan, Kementerian Kesehatan akan melakukan tindakan genomic sequencing, terutama dari kasus-kasus positif perjalanan luar negeri,” tuturnya.
Pemerintah, menurutnya, akan terus mencermati perkembangan varian ini. Dalam dua pekan ke depan pemerintah akan terus melihat perkembangan varian Covid-19 ini.
Menko Luhut menambahkan, pihaknya mengambil langkah tengah agar ada keseimbangan antara penanganan dengan kehidupan perekonomian. Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap meningkatkan protokol kesehatan dan patuh menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
“Perlu terus meningkatkan protokol kesehatan dan penggunaan PeduliLindungi. Percepatan vaksin juga penting, vaksin tetap efektif dan harus terus, utamanya menjelang Nataru,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Sadikin menekankan, agar masyarakat tidak panik dalam menanggapi varian baru ini.
“Yang penting harus waspada. Setiap harinya para ahli dari seluruh dunia terus meningkatkan kemampuannya dalam mendeteksi Covid-19. Yang diperlukan tentu ketaatan terhadap protokol kesehatan dan pemerintah akan berusaha dengan maksimal dalam mencegah ini semua,” tuturnya.
Hadir dalam konferensi pers ini selain Menteri Kesehatan juga Kepala BNPB, para epidemolog dari Universitas Indonesia, UGM dan Unair yang dimintai pendapat dalam pengambilan keputusan terkait penanganan pandemi Covid-19.
Editor : Puthut Ami Luhur