LenteraJateng, SEMARANG – Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah membentuk tim penanganan untuk mengantisipasi adanya bencana tanah longsor. Langkah ini sebagai tindak lanjut informasi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah tentang bahaya longsor dari curah hujan tinggi.
KepalaPelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Bergas Penanggungan mengatakan pihaknya telah mempersiapkan desa tangguh bencana di setiap wilayah. Pihaknya juga berkordinasi dengan BPBD di masing-masing kabupaten/kota di provinsi tersebut.
“Yang kami bentuk itu desa tangguh bencana, yang terdiri dari personil relawan, satgas setempat, dan BPBD kabupaten/kota yang siap mengawal masyarakat,” kata Bergas, Rabu (2/2/2022).
Mengenai pemberdayaan jejaring BPBD dan komunitas relawan kabupaten/kota tersebut, bertujuan untuk mengamati dan memberikan peringatan atau kewaspadaan pada masyarakat. Langkah ini juga sebagai antisipasi sebelum terjadinya bencana.
“Kami meningkatkan kewaspadaan dan pengamatan agar tidak terjadi kejadian alam itu (longsor). Karena itu kan kejadian alam yang tidak bisa ditahan. Yang bisa terpantau adalah dengan antisipasi. Baru setelah terjadi bisa melakukan penanganan lewat tim lapangan,” jelas dia.
Soal Early Warning System (EWS), Bergas membenarkan jika ada beberapa titik yang perlu pemeliharaan. Kendati demikian, pihaknya mengklaim hal tersebut masih di taraf aman.
“Memang masih ada yang perlu pemeliharaan namun ada juga yang normal dan tidak terjadi apa-apa. Tapi di titik rawan itu kan, tidak semata-mata hanya itu saja pendeteksinya. Kami sudah siaga posko,” terang dia.
Bergas menegaskan, untuk saat ini yang terpenting adalah kerjasama setiap lapisan termasuk masyarakat untuk saling mengingatkan dan menjaga. Antaranya melalui kordinasi setiap posko di wilayah masing-masing.
“Jadi kami harap bisa bergerak bersama dan saling membantu. Agar setiap tempat bisa segersa antisipasi dan lakukan penanganan kalau ada tanda-tanda kejadian atau indikasi,” tutup dia.
Editor : Puthut Ami Luhur