LENTERAJATENG, SEMARANG – Udara yang cukup panas mulai masuknya musim kemarau, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Mochamad Abdul Hakam minta waspada penyakit metabolik.
Penyakit metabolik adalah sekumpulan kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes, misalnya karena kadar gula darah dan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar kolesterol, serta lemak berlebihan di sekitar pinggang.
“Sebenarnya sudah satu bulan ini penyakit metabolik mulai mencuat. Satu minggu habis Lebaran,” kata Hakam.
Hakam menjelaskan, penyakit metabolik rawan muncul saat cuaca terik, apalagi pada orang yang memiliki faktor risiko kencing manis dan darah tinggi yang akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti jantung koroner dan stroke.
“Ini kalau tidak bisa dikendalikan, kadar gula darah tinggi. Kadar gula darah tinggi pasti akan mengakibatkan koma diabetikum atau HONK (hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik). Pembuluh darah kental sekali,” katanya.
Pola hidup juga akan berpengaruh saat musim kemarau, diakui dia juga bisa berpengaruh, karena orang lebih memilih untuk mengonsumsi minuman manis dan es, seperti es teh dan es sirup yang jika tidak dikontrol akan mengganggu kesehatan karena kadar gula darah yang tinggi.
“Sekarang ini suhunya sudah lebih dari normal, biasanya mentok di 32 derajat Celcius sudah panas. Makanya, harus dihindari, misalnya pakai payung, topi, dan sebagainya,” katanya.
Hakam menambahkan bahwa aktivitas penuh di terik matahari juga berisiko, apalagi bagi orang yang memiliki riwayat diabetes melitus (DM), hipertensi, dan jantung koroner sehingga harus berhati-hati.
Namun, kata dia, bukan berarti kemudian aktivitas fisik di luar ruangan harus berhenti, tetapi harus diatur sedemikian rupa dengan menghindari sengatan matahari dan tetap menjaga kesehatan.
“Aktivitas fisik ya tetap. Apalagi, yang dilakukan di dalam gedung. Kalau melihat dari kasusnya, stroker dan jantung koroner termasuk 10 besar penyakit di Kota Semarang,” tuturnya. (IDI)