LenteraJateng, SEMARANG – Fraksi PDI Perjuangan kritik Ganjar Pranowo mengenai penanganannya terhadap kemiskinan di Jateng. Anggota DPRD Jateng Saiful Hadi menyampaikan kritikan pada Gubernur Ganjar Pranowo karena penanganan kemisikinan cenderung perseorangan.
“Penanganan kemiskinan yang cenderung perseorangan dan bukan mengedepankan program, pencitraan semata,” kata Saiful, Kamis (14/1/2022).
Gaya tersebut menurut Saiful, tak akan bisa mengentaskan kemiskinan di Jateng yang saat ini mencapai 11,7 persen atau sekitar 4,1 juta jiwa.
Anggota Komisi A DPRD Jateng tersebut mengatakan, angka kemiskinan itu tidak akan bisa tertangani dengan bantuan orang per orang. Penurunan kemiskinan hanya bisa dengan intervensi program dan kebijakan anggaran.
“Penurunan kemiskinan sebaiknya fokus ke program. Bisa melalui pertanian, peternakan, perikanan, infrastruktur yang berdaya ungkit ekonomi atau lainnya. Apa yang ia lakukan adalah man to man marking (orang per orang),” tuturnya.
Menurutnya, jika seorang pejabat melakukan kebijakan penyelesaian persoalan secara man to man marking, maka cenderung ke pencitraan.
Pernyataan itu Saiful Hadi sampaikan, saat ditanya perihal pengembalian bantuan yang diberikan Gubernur Ganjar Pranowo oleh seorang kader PDI Perjuangan di Temanggung.
Kader tersebut merasa tersinggung karena Ganjar Pranowo mengunggah pemberian bantuan tersebut di akun YouTube pribadinya dan kemudian menjadi viral.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kebumen tersebut menyampaikan, Ganjar Pranowo yang juga merupakan sebagai petugas partai yang diusung sebagai kepala daerah mestinya fokus. Ia tak sepakat jika seorang pejabat bergaya seperti Youtuber yang “mencari” orang miskin lalu diviralkan di medsos. Kemudian banyak orang yang bersimpati dan membantu.
Langkah Ganjar untuk Youtuber, Fraksi PDI Perjuangan Sampaikan Kritik
Langkah itu bagus untuk Youtuber, namun tidak bagi seorang pejabat yang memiliki kebijakan program dan anggaran.
Padahal, lanjutnya jika rata-rata APBD Jateng Rp 27-28 triliun per tahun. Maka dalam kurun waktu hampir dua periode jabatan, Ganjar Pranowo sudah mengelola anggaran sekitar Rp 200 triliun.
Kenyataanya, Jateng memang menurun angka kemiskinannya saat tahun sebelum pandemi Covid-19 yakni 0,5 persen.
Namun saat ini naik kembali 0,38 persen. Padahal di sejumlah kabupaten dengan pengelolaan program yang baik, penurunan angka kemiskinan bisa mencapai 2 digit.
“Kami selaku kader PDI Perjuangan berterima kasih karena ada bantuan gubernur pada kader. Kami akui, tak sedikit kader PDI Perjuangan maupun warga Jateng yang miskin. Tapi kalau pendekatan orang per orang, tak akan bisa selesai. Yang perlu garisbawahi, PDI Perjuangan mengusung kepala daerah memang salah satu tugasnya menurunkan angka kemiskinan, untuk semua warga Jateng,” tuturnya.
Sementara itu, ia juga membantah jika pengembalian bantuan dari kader PDI Perjuangan di Temanggung pada Gubernur karena intervensi.
“Tidak. Itu kan kata orang lain. Yang lebih tahu kader yang bersangkutan. Tidak ada intervensi. Bisa tanyakan ke yang bersangkutan,” tuturnya.