LENTERAJATENG, SEMARANG – Buang sampah sembarangan di Kota Semarang, bisa kena denda sampai dengan Rp 50 juta. Ketentuan tersebut, tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah.
Tetapi, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya Perda tersebut. Mereka juga kurang peduli terhadap pengelolaan sampah, satu di antaranya perilaku membuang sampah sembarangan.
Tujuan dari adanya Perda tentang pengelolaan sampah tersebut, adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjaga kualitas lingkungan di Kota Semarang. Terlebih, masalah sampah di Kota Semarang sudah sangat kompleks.
Jika musim kemarau, sampah yang menumpuk bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kebakaran. Sedangkan jika musim hujan, sampah yang menumpuk bisa mengakibatkan banjir.
Sampah yang menumpuk, juga berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global.
Peristiwa kebakaran yang terjadi, di Tempat Pembuangan Akhir sampah Jatibarang beberapa waktu lalu. Ditambah, peristiwa banjir yang sering terjadi di beberapa wilayah di Kota Semarang menjadi pengingat tentang pentingnya pengelolaan sampah.
Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, tidak pernah bosan untuk mengajak masyarakat merubah perilaku dalam mengelola dan membuang sampah. Agar bisa, bersama-sama mencegah terjadinya banjir saat musim penghujan.
“Jaga kebersihan dan pengelolaan sampah. Himbauan kami, ayo masyarakat rubah perilaku dalam mengelola dan membuang sampah. Jangan buang sampah sembarangan,” kata Ita, sapaan akrabnya belum lama ini.
Melalui Perda tersebut Ita berharap, pengelolaan sampah yang sebelumnya bertumpu pada pendekatan akhir dapat ditinggalkan dan diganti dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang berkelanjutan, dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Ia juga menginginkan, agar sosialisasi perihal Perda Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah untuk terus ditingkatkan. Ita berharap, masyarakat yang kemudian tahu akan peraturan tersebut dapat meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.
Salah satu upaya Pemerintah kota Semarang melakukan sosialisasi Perda tersebut, adalah dengan diadakannya Lomba Lampah Kita (Lomba Kelola Sampah di Lingkungan Kita). Lomba tersebut diketahui lebih menekankan pada inovasi pengelolaan sampah untuk bisa diaplikasikan berbasis rumah tangga.
Dengan adanya lomba tersebut, diharapkan pula sampah dapat dikelola sebelumnya sehingga meminimalisir sampah yang dibuang ke TPA. Lomba Lampah Kita dimulai pada 25 September hingga 16 Oktober 2023 dengan memperebutkan hadiah total 189,5 juta rupiah.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang juga sudah melakukan berbagai macam upaya untuk mengurangi sampah di Kota Semarang. Upaya tersebut seperti kampanye Semarang Wegah Nyampah di berbagai platform media sosial, menginisiasi Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang (Garang Asem), meminimalisir pembuangan makanan oleh tempat usaha melalui gerakan CEMPAKA (Cegah Stunting Bersama Pengusaha di Kota Semarang), dan lain sebagainya.
Selain menegakkan Perda Nomor 6 Tahun 2012, yang berisi ancaman kepada barangsiapa yang membuang sampah sembarangan dapat terancam pidana kurungan paling lama tiga bulan dan denda paling banyak Rp 50 juta.