• JATENG TERKINI
  • NUSANTARA
  • DAERAH
    • HUKRIM
    • KOMUNITAS
    • WISATA
    • EKBIS
    • PENDIDIKAN
    • Banyumas Raya
    • Magelang Raya
    • Pati Raya
    • Pekalongan Raya
    • Solo Raya
  • TEKNOLOGI
  • Kesehatan
  • OLAH RAGA
    • BELADIRI
    • BOLA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
LENTERAJATENG
  • JATENG TERKINI
  • NUSANTARA
  • DAERAH
    • All
    • Banyumas Raya
    • Kesehatan
    • Komunitas
    • Magelang Raya
    • Pati Raya
    • Pekalongan Raya
    • Solo Raya
    • Sosok
    Bank Jateng (PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah) menegaskan, peran strategisnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kolaboratif di Jawa Tengah melalui partisipasi aktif dalam gelaran Solo Raya Great Sale (SGS) 2025.

    Bank Jateng Dorong Ekonomi Daerah Lewat Solo Raya Great Sale 2025

    Bank Jateng menunjukkan komitmennya, mendukung sektor perikanan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dengan menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pengadaan kincir air tambak senilai 495 juta rupiah.

    Bank Jateng Salurkan CSR 74 Kincir Air Senilai 495 Juta Rupiah

    Upaya mempercepat transformasi digital layanan keuangan daerah, Bank Jateng bersama PT BPR BKK Purwodadi (Perseroda) resmi meluncurkan sistem Virtual Account (VA) dan Transfer Online Bank (TOB).

    Bank Jateng Perkuat Digitalisasi Perbankan Daerah melalui Implementasi VA dan TOB bersama BPR BKK Purwodadi

    Bank Jateng Syariah menyerahkan satu unit mobil Toyota Kijang Innova untuk Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

    Bank Jateng Syariah Serahkan Mobil Operasional ke UMP

    Sarkib, seorang guru sekolah dasar asal Jatibarang, Brebes, tak menyangka akan membawa pulang hadiah utama berupa mobil listrik Wuling Air EV dari undian Tabungan Bima Bank Jateng.

    Sarkib, Guru SD Ini Bawa Pulang Wuling Air EV Cuma-cuma

    Bank Jateng kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik, sekaligus apresiasi kepada nasabah melalui program undian Tabungan Bima Periode II Tahun 2024.

    Tingkatkan Kepercayaan Nasabah, Bank Jateng Beri Wuling Air Ev

    Bank Jateng Cabang Wonosobo menyerahkan hadiah undian Tabungan Bima periode II Tahun 2024. Hadiah undian Tabungan Bima periode II Tahun 2024, berupa satu unit mobil Wuling Air EV dan lima unit sepeda motor Yamaha Fazzio Hybrid.

    Bank Jateng Serahkan Hadiah Undian Tabungan Bima

    Seorang guru SMP Negeri Ismet, bawa pulang mobil listrik Wuling Air Ev.

    Guru SMP Negeri Bawa Pulang Wuling Air EV

    Wujudkan Pelayanan Publik yang Humanis, Sinergi Bank Jateng dan Polres Purworejo

    Wujudkan Pelayanan Publik yang Humanis, Sinergi Bank Jateng dan Polres Purworejo

    • HUKRIM
    • KOMUNITAS
    • WISATA
    • EKBIS
    • PENDIDIKAN
    • Banyumas Raya
    • Magelang Raya
    • Pati Raya
    • Pekalongan Raya
    • Solo Raya
  • TEKNOLOGI
  • Kesehatan
  • OLAH RAGA
    • BELADIRI
    • BOLA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
No Result
View All Result
  • JATENG TERKINI
  • NUSANTARA
  • DAERAH
    • All
    • Banyumas Raya
    • Kesehatan
    • Komunitas
    • Magelang Raya
    • Pati Raya
    • Pekalongan Raya
    • Solo Raya
    • Sosok
    Bank Jateng (PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah) menegaskan, peran strategisnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kolaboratif di Jawa Tengah melalui partisipasi aktif dalam gelaran Solo Raya Great Sale (SGS) 2025.

    Bank Jateng Dorong Ekonomi Daerah Lewat Solo Raya Great Sale 2025

    Bank Jateng menunjukkan komitmennya, mendukung sektor perikanan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dengan menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pengadaan kincir air tambak senilai 495 juta rupiah.

    Bank Jateng Salurkan CSR 74 Kincir Air Senilai 495 Juta Rupiah

    Upaya mempercepat transformasi digital layanan keuangan daerah, Bank Jateng bersama PT BPR BKK Purwodadi (Perseroda) resmi meluncurkan sistem Virtual Account (VA) dan Transfer Online Bank (TOB).

    Bank Jateng Perkuat Digitalisasi Perbankan Daerah melalui Implementasi VA dan TOB bersama BPR BKK Purwodadi

    Bank Jateng Syariah menyerahkan satu unit mobil Toyota Kijang Innova untuk Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

    Bank Jateng Syariah Serahkan Mobil Operasional ke UMP

    Sarkib, seorang guru sekolah dasar asal Jatibarang, Brebes, tak menyangka akan membawa pulang hadiah utama berupa mobil listrik Wuling Air EV dari undian Tabungan Bima Bank Jateng.

    Sarkib, Guru SD Ini Bawa Pulang Wuling Air EV Cuma-cuma

    Bank Jateng kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik, sekaligus apresiasi kepada nasabah melalui program undian Tabungan Bima Periode II Tahun 2024.

    Tingkatkan Kepercayaan Nasabah, Bank Jateng Beri Wuling Air Ev

    Bank Jateng Cabang Wonosobo menyerahkan hadiah undian Tabungan Bima periode II Tahun 2024. Hadiah undian Tabungan Bima periode II Tahun 2024, berupa satu unit mobil Wuling Air EV dan lima unit sepeda motor Yamaha Fazzio Hybrid.

    Bank Jateng Serahkan Hadiah Undian Tabungan Bima

    Seorang guru SMP Negeri Ismet, bawa pulang mobil listrik Wuling Air Ev.

    Guru SMP Negeri Bawa Pulang Wuling Air EV

    Wujudkan Pelayanan Publik yang Humanis, Sinergi Bank Jateng dan Polres Purworejo

    Wujudkan Pelayanan Publik yang Humanis, Sinergi Bank Jateng dan Polres Purworejo

    • HUKRIM
    • KOMUNITAS
    • WISATA
    • EKBIS
    • PENDIDIKAN
    • Banyumas Raya
    • Magelang Raya
    • Pati Raya
    • Pekalongan Raya
    • Solo Raya
  • TEKNOLOGI
  • Kesehatan
  • OLAH RAGA
    • BELADIRI
    • BOLA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
No Result
View All Result
LENTERAJATENG
No Result
View All Result
Home Opini

Agama, Ideologi, dan Kekuasaan Korup

by Redaksi (Red)
02/02/2022
in Opini
0

Dewasa ini panggung politik dan kehidupan masyarakat kita diwarnai menguatnya sikap intoleran lengkap dengan aksi-aksi rasis penuh teror berlatar belakang agama. Lebih memprihatinkan lagi, berbagai survei menyebutkan, generasi muda kita semakin intoleran dan mengalami radikalisasi secara ideologis yang bertali-temali antara agama dengan kepentingan kekuasaan politik.

Primus Supriyono, Penulis

Gerakan intoleran dan radikalisasi ideologis dengan menggunakan sentimen agama tertentu itu, semakin nyata ketika bertautan dengan kepentingan politik praktis merebut atau mempertahankan kekuasaan. Untuk memenangkan pertarungan politik, tidak jarang beberapa elite politik menggunakan sentimen agama dan teror untuk mendapatkan dukungan masyarakat.

Gerakan intoleran dan radikalisasi ideologis dengan menggunakan sentimen agama tertentu itu, semakin nyata ketika bertautan dengan kepentingan politik praktis merebut atau mempertahankan kekuasaan. Untuk memenangkan pertarungan politik, tidak jarang beberapa elite politik menggunakan sentimen agama dan teror untuk mendapatkan dukungan masyarakat.

Bertemunya kepentingan antara kelompok intoleran fundamentalis dengan elite politik tersaji dengan jelas dalam perebutan kekuasaan politik daerah maupun negara beberapa waktu lalu. Gerakan intoleran dan radikalisme menggunakan sentimen agama, menjadi cara yang efektif untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan politik di tengah masyarakat yang apatis dan kehilangan sikap kritisnya.

Pada sisi lain, kasus korupsi yang dilakukan pejabat politik kita hasil demokrasi elektoral terbilang masih sangat tinggi. Sementara itu, budaya musyawarah mufakat serta berargumen dengan mengedepankan akal sehat dan tradisi akademik yang kuat seolah telah mati. Apakah semua itu berhubungan dengan terperangkapnya agama sebagai ideologi untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan politik?

Agama dan Kekuasaan Politik

Barangkali, hingga hari ini masih banyak orang yang mengira bahwa agama hanya berhubungan dengan kesucian, kesempurnaan hidup, dan kegiatan amal saleh saja. Agama dianggap steril dari kepentingan politik, terutama politik pertarungan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan.

Agama dan kekuasaan politik adalah dua entitas otonom yang tampak seolah tidak terhubung sama sekali. Boleh-boleh saja orang beranggapan demikian. Namun, pandangan itu bertentangan dengan kenyataan, dan berbagai peristiwa dalam sejarah umat manusia. Bahkan, Karl Marx menyatakan, agama justru diciptakan oleh penguasa demi kepentingan kekuasaan, yakni guna mengontrol rakyatnya. Menurut Magnis-Suseno dalam Wattimena (2019), agama membuat rakyat menjadi tenang dan pasif, sehingga sang penguasa bisa tetap berkuasa, dan bahkan bisa memperbesar kekuasaannya.

Selain Karl Mark, ada beberapa pemikir yang dapat menjelaskan hubungan antara agama dengan kekuasaan politik. Mereka adalah Antonio Gramsci, Louis Althusser, dan Michel Foucault. Sama dengan budaya, agama dan kekuasaan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan begitu saja. Dalam hal ini, mengikuti Marx, kita bisa melihat masyarakat dalam terang teori kekuasaan, yakni dalam soal hubungan-hubungan sosial dan pengaruh kekuasaan di dalamnya. Marx menegaskan, bahwa hubungan-hubungan ekonomi merupakan penentu dasar bentuk sebuah masyarakat.

BACA JUGA:  Menakar Partisipasi Pemuda dalam Pemilu 2024

Dalam sejarah perkembangan umat manusia, agama selalu bersinggungan dengan kekuasaan. Agama menjadi pembenaran bagi kekuasaan, sekaligus sang penguasa turut mengembangkan agama yang mendukungnya. Dalam arti ini, agama adalah ideologi. Seperti dinyatakan oleh Marx, agama adalah hasil dari hubungan-hubungan ekonomi yang dibentuk oleh penguasa. Lalu, agama menjadi alat pembenaran bagi hubungan-hubungan ekonomi tersebut, sehingga turut mendukung penindasan dan ketidakadilan yang sudah ada. Gramsci dan Althusser melihat, bagaimana orang-orang yang ditindas menginternalisasi penindasan, sehingga mereka melihatnya sebagai normal, bahkan ikut mendukungnya. Foucault melihat pola yang lebih rumit, yakni hubungan antara kekuasaan, wacana, dan pengetahuan yang akhirnya membenarkan kekuasaan yang ada (Wattimena, 2019).

Di atas panggung politik dan kehidupan masyarakat sehari-hari, sangat nyata adanya hubungan antara agama dengan kekuasaan politik. Menurut Iqnas Kleden (2000), terdapat beberapa kemungkinan hubungan antara agama dengan kekuasaan politik. Di antaranya adalah, pertama, kekuasaan dan ideologi selalu saling mengandaikan, karena tidak ada ideologi yang tidak mempunyai muatan kekuasaan. Kedua, agama sebagai suatu lembaga cenderung mempunyai kekuasaan yang dalam proses sosial diperluas menjadi kekuasaan dunia, dan kekuasaan dunia diperluas ke dalam daerah kekuasaan agama.

Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 yang lalu, menjadi contoh yang sangat jelas bagaimana penggunaan sentimen agama untuk meraih kekuasaan politik. Tidak hanya untuk merebut kekuasaan, pendekatan agama pun dapat juga digunakan untuk mempertahankan kekuasaan politik. Tidak hanya itu, jabatan publik dan strategis negara seakan semua harus diisi atas dasar pertimbangan keterwakilan agama tertentu. Pada Pilkada serentak 2024, Pemilu dan Pilpres 2024 yang akan datang pun, tampaknya belum ada tanda-tanda terbebas dari politik identitas berdasarkan agama dan penggunaan agama untuk merebut kekuasaan politik.

Agama dan Ideologi

Apa yang salah penggunaan isu dan sentimen agama untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan politik? Tentu saja tidak ada yang salah manakala agama berperan pada dimensi religius, yakni bertalian dengan perihal kesucian, kesempurnaan diri, dan perbuatan amal kasih. Tidak ada yang salah pula jika agama berperan sebagai fungsi kontrol agar kekuasaan politik digunakan untuk kebaikan bersama seperti menciptakan kedaiaman, kerukunan, dan harapan.

BACA JUGA:  Perlunya Strategi Pengawasan Sinergis-Kolaboratif pada Pemilu 2024

Menjadi masalah ketika agama digunakan atau terlibat dalam kegiatan politik praktis. Menjadi persoalan jika agama digunakan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan seperti memobilisasi massa, serta mempengaruhi dan mengubah pandangan politik seseorang berdasarkan pandangan agama secara picik. Ajaran-ajaran agama dicomot di luar konteks atau dipelintir untuk kepentingan membenarkan atau menyalahkan pandangan politik tertentu.

Ketika agama terlibat atau digunakan dalam persoalan politik praktis, maka sebenarnya ia telah jatuh ke dalam ideologi. Sebagaimana diungkapkan oleh Malory Nye dalam Wattimena (2019), agama sebagai ideologi adalah kesadaran palsu (falsches bewusstsein). Ideologisasi (agama) adalah upaya untuk mengaburkan kenyataan, sehingga kebenaran menjadi tertutup oleh kepalsuan demi kekuasaan politik.

Di tangan elite politik dan tokoh-tokoh agama yang terlibat dalam politik praktis, agama telah menjadi tabir yang menutupi sejarah dan realitas sosial yang sesungguhnya. Sebagai ideologi, agama dapat menjadi pembenaran terhadap kekuasaan politik yang korup, atau sebagai alat untuk menghimpun massa, serta mempengaruhi dan mengubah pandangan politik seseorang untuk merebut kekuasaan.

Pembusukan Agama

Ketika kekuasaan politik yang korup menggunakan isu dan sentimen agama secara picik, maka sebenarnya sedang terjadi pembusukan terhadap agama dan kekuasaan itu sendiri. Pembusukan akibat hubungan antara agama sebagai ideologi dengan politik praktis mewujud dalam bentuk hilangnya sikap kritis, menurunnya akal sehat, dan lemahnya budaya akademik. Banyak orang menjadi malas belajar, serta sulit menerima perbedaan pendapat dan pandangan politik. Banyak orang cenderung percaya begitu saja, tanpa sikap kritis jika telah berlabel agama atau menurut pendapat tokoh agama tertentu. Pembusukan akibat hubungan antara agama sebagai ideologi dengan politik praktis tampak dari penyeragaman cara berpikir dan pilihan politik masyarakat.

Hubungan antara agama sebagai ideologi dengan politik praktis juga menyebabkan sebagian orang semakin intoleran dan radikal. Betapa menyakitkan, dulu Indonesia yang dikenal sebagai negeri yang ramah dan harmonis dengan sejumlah berbedaan, kini justru dituding sebagai negara intoleran dan sarang teroris. Survei lembaga studi Center of Strategic and International Studies (2012) menyimpulkan, toleransi beragama masyarakat Indonesia tergolong rendah. Sebanyak 68,2 persen responden menolak kelompok masyarakat berbeda agama mendirikan tempat ibadah di lingkungan mereka. Selain itu, sebanyak 80 persen responden setuju agar semua restoran ditutup pada bulan Ramadhan.

Peristiwa persekusi, aksi teror, dan anarkisme dengan mengerahkan massa dari kelompok agama tertentu dalam beberapa tahun terakhir menguatkan dugaan telah terjadi radikalisasi agama. Penelitian Balai Litbang Agama Makassar (2016) terhadap 1.100 siswa SMA/SMK melaporkan, ada potensi intoleransi dan radikalisme di kalangan pelajar. Sebanyak 10 persen pelajar berpotensi melakukan tindakan radikal. Penelitian Wahid Foundation bekerja sama dengan LSI (2016) terhadap 1.520 siswa di 34 provinsi melaporkan, 7,7 persen siswa bersedia melakukan tindakan radikal. Penelitian Setara Institut (2015) terhadap siswa SMA di Bandung dan Jakarta menyebutkan, sebanyak 7,2 persen siswa setuju dan tahu dengan paham ISIS.

BACA JUGA:  Pilus Tunggu Kerja Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Saksi Kunci Korupsi

Kekuasaan politik yang diraih atau dipertahankan dengan menggunakan agama sebagai ideologi cenderung korup. Agama sebagai ideologi yang membutakan realitas dan menghilangkan sikap kritis masyarakat, menyebabkan suburnya korupsi dan fungsi kontrol demokratis. Hampir setiap hari rakyat disuguhi berita pejabat pemerintah terjerat kasus korupsi. Hingga Desember 2016, setidaknya ada 122 orang anggota DPR dan DPRD terlibat kasus korupsi. Menurut Mendagri Tjahyo Kumolo, antara tahun 2004 hingga 2017 sedikitnya ada 313 kepala daerah menjadi tersangka kasus tindak pidana korupsi. Dari kurun waktu 13 tahun itu, sebanyak 56 kepala daerah telah menjadi terpidana untuk kasus yang sama.

Batas Pemisah

Hubungan parasitisme antara agama sebagai ideologi dengan kekuasaan politik, hendaklah segera diakhiri. Tidak hanya menyebabkan suburnya korupsi dan pembodohan masyarakat, tetapi juga mempertajam intoleransi dan radikalisme. Radikalisme tidak hanya menyebabkan konflik dan perpecahan horizontal di tengah masyarakat, tetapi juga bisa berkembang menjadi aksi terorisme atas dasar agama tertentu yang akan mengancam keutuhan bumi Pancasila sebagai rumah bersama kita.

Walaupun Indonesia bukan negara sekuler, namun antara agama dan kekuasaan politik hendaknya dibangun batas pemisah yang tegas. Agama harus kita jaga agar tidak terjatuh sebagai ideologi untuk kepentingan kekuasaan politik. Agama hendaknya semakin memperbesar fungsi kenabian, kesucian, dan amal salehnya. Dengan posisi ini, agama justru berfungsi kritis terhadap kekuasaan politik yang mempunyai kecenderungan korup.

Agama dapat berfungsi mengawal kekuasaan politik untuk mewujudkan kebaikan bersama. Agama bisa menjadi penyumbang nilai-nilai moral yang berharga terhadap kekuasaan politik. Dengan menjaga dan memisahkan agama dari hingar bingar kekuasaan politik, maka agama dapat menjadi benteng sosial demi kebaikan bersama sebagaimana keberadaannya. Secara sosial, agama juga dapat menjadi penjaga integrasi, kerukunan, kedamaian, dan harapan masyarakat. ***

(Primus Supriono, Ketua DPC Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kabupaten Klaten)

Tags: AgamaIdeologiKekuasaankorupKorupsi

Redaksi (Red)

Related Posts

Hendrik SP Hutabarat, Wakil Ketua Dewan Pengurus Cabang Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kota Semarang
Opini

Pentingnya Efisiensi Logistik dalam Kelancaran Pemilihan Umum di Indonesia

21/07/2023
Sidiq Fathoni SH, Wakil Ketua Dewan Pengurus Cabang Persatuan Alumni Kabupaten Banyumas
Opini

SIREKAP, Aplikasi Menjawab Problematika Rekapitulasi di Pemilu 2024

11/07/2023
*Muhammad Atho'illah, Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kendal, Jawa Tengah
Opini

Sinergisitas Lembaga Pengawas Pemilu dan Tokoh Masyarakat sebagai Pengawas Partisipatif

04/06/2023

RECOMENDED

Bank Jateng (PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah) menegaskan, peran strategisnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kolaboratif di Jawa Tengah melalui partisipasi aktif dalam gelaran Solo Raya Great Sale (SGS) 2025.

Bank Jateng Dorong Ekonomi Daerah Lewat Solo Raya Great Sale 2025

01/07/2025
Sebagai upaya memperkuat sinergi antar institusi keuangan nasional, Bank Jateng menyelenggarakan Treasury Gathering tahun 2025 yang digelar di Gumaya Tower Hotel Semarang, Kamis (19/6/2025).

Bagaimana Tangkap Peluang di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Bank Jateng Inisiasi Sinergi Perbankan Lewat Treasury Gathering 2025

30/06/2025
10 penghargaan sekaligus diraih Bank Jateng (PT Bank Pembangunan Daerah) dalam Infobank Banking Excellence Awards 2025 yang ke-22.

10 Penghargaan diraih Bank Jateng dalam Infobank Banking Excellence Awards 2025

25/06/2025
Dalam rangkaian peringatan Milad ke-17, Bank Jateng Syariah meresmikan Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) di lingkungan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Senin (23/6/2025).

Wujudkan Sinergi Keuangan Syariah dalam Dunia Akademik

24/06/2025
Bank Jateng perkuat komitmennya sebagai mitra strategis, mendukung program perumahan nasional melalui pembiayaan rumah subsidi.

Bank Jateng Perkuat Komitmen Pembiayaan Rumah Subsidi

23/06/2025
Bank Jateng menunjukkan komitmennya, mendukung sektor perikanan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dengan menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pengadaan kincir air tambak senilai 495 juta rupiah.

Bank Jateng Salurkan CSR 74 Kincir Air Senilai 495 Juta Rupiah

20/06/2025

MOST VIEWED

  • Sukoharjo Trending di Twitter, Berawal dari Curhatan Mahasiswa KKN yang Mengira Pelosok

    Sukoharjo Trending di Twitter, Berawal dari Curhatan Mahasiswa KKN yang Mengira Pelosok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringati Hari Jadi Kota Semarang, Jalan Pemuda Akan Ditutup Sementara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendakian Merbabu Via Thekelan, Jalur Legendaris bagi Para Pendaki Era 80-an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Paket Prime Video Mobile Telkomsel Tidak Dapat Dipakai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Petruk Dadi Ratu, Cerita Khayalan Rakyat Kecil yang Jadi Penguasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beranda
  • Contact
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2023 Lenterajateng.com

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Contact
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2023 Lenterajateng.com