LENTERAJATENG, UNGARAN – Wisata air masih menjadi favorit pengunjung meski cuaca ekstrem melanda Jateng sejak sepekan lalu. Peningkatan juga terjadi jika dibandingkan dengan tahun 2021.
Catatan kenaikan pengunjung dirasakan wisata Curug Lawe Benowo Kalisidi (CLBK) di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat.
Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kalisidi Muhajirin menyebut selama libur Natal dan Tahun Baru (nataru), CLBK mengalami kenaikan jumlah pengunjung meski tidak signifikan.
“Kalau asal pengunjung bervariasi, untuk libur nataru mayoritas pengunjung dari luar kota, ” kata Muhajirin kepada LENTERAJATENG, Minggu (1/1/2023).
Ia melanjutkan, di hari biasa, jumlah pengunjung sekitar 30 hingga 50 orang. Sedangkan saat akhir pekan, mencapai lebih dari 100 pengunjung.
Kendati demikian, pihaknya juga melakukan antisipasi terkait dengan cuaca ekstrem yang terjadi selama beberapa hari terakhir.
“Wisata alam itu penuh dengan tantangan. Ada persiapan dari pengelola yang pertama yakni melakukan cek lokasi. Kemudian cek jalur menuju masing-masing curug dan ketiga cek kelayakan parkir,” lanjutnya.
Muhajirin menambahkan pihaknya tidak memaksa untuk menaikan jumlah pengunjung secara drastis. Yang terpenting pihaknya mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pengunjung, petugas, dan yang lainnya.
“Jika cuaca dirasa sangat ekstrem kita ambil langkah untuk menutup wisata mas demi keselamatan, ” katanya.
Deras Air Sungai Muncul
Kenaikan jumlah pengunjung juga tercatat di wisata River Tubing Sungai Muncul. berada di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru, para wisatawan tetap bisa menikmati derasnya air Sungai Muncul meski di musim penghujan.
Pengelola Fun Tubing Muncul, Sofi Etika Aji, mengatakan saat liburan tahun baru ini, wisata tersebut mengalami kenaikan sebesar 20 persen. Kenaikan tersebut juga tidak membuat pengelola menaikkan tarif berwisata.
“Untuk tarifnya sendiri kami masih Rp 50 ribu per orang. Itu sudah mendapatkan fasilitas ban dan juga life jacket beserta helm, ” katanya.
Selain fasilitas tersebut, pengunjung juga mendapatkan fasilitas berupa dokumentasi, penjemputan, gorengan, dan welcome drink. Pihaknya juga menyediakan sistem paketan bagi pengunjung yang membawa rombongan banyak.
“Kami tidak ada minimal pengunjung. Satu dua pengunjung yang datang akan tetap kami layani,” ujarnya.
Pengunjung bisa menikmati susur sungai dengan panjang rute sekitar tiga kilometer dengan kedalaman sungai mulai dari 50 sentimeter hingga satu meter. Walaupun musim penghujan sungai tidak mengalami kebanjiran, hanya saja debit air yang bertambah.
Meningkat Dari 2021, Wisata Air Masih Jadi Favorit
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, berdasarkan data di tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 jumlah wisatawan yang berkunjung sebanyak 3.510.280 orang. Namun di tahun 2021, jumlah tersebut turun menjadi sekitar 1.451.000 orang.
“Dan di tahun 2022 hingga bulan September tercatat 1.817.979 orang dan itu mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, ” katanya.
Heru kemudian meminta para pengelola wisata alam terutama wisata air untuk memperhatikan perlengkapan keamanan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang terkait sarana prasarana kelengkapan wisata.
“Hal tersebut kita lakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di lokasi wisata, ” pungkasnya.