LenteraJateng, SEMARANG – Ekspor Jateng sektor non migas, mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng penurunan ekspor pada sektor non migas sebesar 11,58 persen.
Penurunan ini menurut Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana, karena berkurangnya tingkat ekspor pada beberapa sektor. Pada Januari – Februari 2022 sektor non migas terjadi penurunan dari 1025,19 menjadi 906,5 juta dollar Amerika.
“Ada tiga komoditas yang mengalami penurunan ekspor, pakaian dan aksesori, perabotan dan alat penerangan, kayu dan barang dari kayu,” kata Adhi, Senin (4/4/2022).
Berkurangnya ekspor beberapa golongan non migas mengakibatkan tingkat ekspor Jateng secara keseluruhan turun 10,78 persen. Meskipun demikian secara (year on year) ekspor Jateng meningkat sebesar 20,35 pesen.
“Kalau melihat dari Februari 2021 saat ini ekspor Jateng meningkat dari 779,56 menjadi 938,18 juta US dollar. Sedangkan untuk non migas tahun lalu 737,78 juta US dollar jadi tahun ini ada peningkatan,” tuturnya.
Sektor non migas berkontribusi terhadap ekspor sebesar 97,62 persen, yang berasal dari industri pengolahan dan pertanian. “Kontribusi non migas masih di dominasi dari sektor Industri pengolahan yaitu sebesar 896,83 juta US dollar,” tambah Adhi.
Dalam rilis BPS juga disebutkan penurunan ekspor di berbagai negara meliputi, Amerika Serikat 50,65 juta US dollar, Jepang 15,67 juta US dollar, Honduras 9,43 juta US dollar.
Editor: Puthut Ami Luhur