LenteraJateng, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi minta pelaku perundungan siswa di drop out (DO) dari sekolah. Hal ini untuk memberikan efek jera dan tidak terulang kembali.
“Saya rasa persoalan bully-membully ini harus kita ambil sikap tegas supaya anak muda yang lain maupun masyarakat jera. Saya minta kepada Pak Kapolrestabes untuk mengusut,” kata Hendi, sapaan akrabnya.
Menurut laporan dari pihak kepolisian, pelaku sudah tertangkap. Hendi kemudian meminta untuk segera melalui proses sesuai hukum yang berlaku.
Jika dibiarkan, lanjut Hendi, pasti akan terus kejadian sperti ini. Padahal semua sekolah negeri di Kota Semarang sudah deklarasi sekolah ramah anak.
“Pak Kepala Dinas Pendidikan sudah saya telfon. Anak seprti ini harus dikeluarkan dari sekolah biar mereka mendapatkan pendidikan di sekolah lain,” tegasnya.
Soal upaya restorasi hukum, menurut Hendi hal tersebut menjadi kewenangan aparat penegak hukum. Termasuk apabila dengan keluarga korban berakhir damai, hal ini akan menjadi kesimpulan terakhir.
“Pihak Polrestabes berupaya mengusut tuntas untuk para pelaku agar mendapat efek jera,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri enggan berkomentar perihal perintah Walikota Semarang Hendrar Prihadi untuk mengeluarkan tiga siswi SMP pelaku pengeroyokan.
“Pak Walikota kan sudah memberi statement, dewan pendidikan juga sudah memberi statement. Kalau saya juga berstatement malah rancu,” kata Gunawan .
Saat ini pihaknya sedang berusaha menjamin dan melindungi hak pendidikan untuk kedua pihak. Baik kepada korban maupun pelaku.
“Kami sedang konsentrasi menumbuhkan psikologi dari anak baik pelaku maupun korban,” pungkasnya.
Editor: Puthut Ami Luhur