LENTERAJATENG, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng berkomitmen putus penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) secara sistematis. Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menyatakan, pada 2023 sebanyak 2,4 juta ekor sapi ditargetkan mendapatkan vaksinasi.
“Kami berharap vaksinasi ini dapat mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK), pada hewan ternak berkuku belah. Harapannya ke depan Jateng secepatnya terbebas dari penyakit tersebut,” kata Sujarwanto saat Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK 2023 di Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Nyawiji Ki Semar, Sabtu (28/01/2023).
Ia melanjutkan, Jateng adalah sentra produsen sapi terbesar nomor dua setelah Jawa Timur. Menurutnya dampak dari PMK tidak hanya menginfeksi ternak, namun juga berdampak pada perekonomian daerah dan pendapatan peternak, serta kebutuhan pangan hewani masyarakat.
Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, populasi hewan rentan atau dapat tertular PMK sebanyak 8.286.530 ekor. Jumlah itu terdiri dari sapi potong sebanyak 1,87 juta ekor, sapi perah sekitar 142.510 ekor, kerbau sebanyak 58.190 ekor, 3,79 juta ekor, domba sebanyak 2,33 juta ekor dan babi sebanyak 88.290 ekor.
“Ternak tersebut dipelihara 2,17 juta penduduk Jateng dan jika kami kalkulasikan, nilai aset ternak di Jateng mencapai Rp 43,75 tiriliun. Sehingga penanganan PMK dan penyakit hewan lainnya mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov Jateng,” tuturnya.
Kepala Disnakkeswan Jateng Agus Wariyanto menyampaikan, vaksinasi untuk 2,4 juta bagi ternak yang belum vaksinasi maupun lanjutan. Hingga kini, total pelaksanaan vaksinasi PMK telah mencapai 1.359.801 dosis atau 91,2 persen dari distribusi vaksin yang diterima dari Kementerian Pertanian.
Agus menyampaikan, untuk penanganan PMK di Jateng telah melakukan beberapa upaya. Di antaranya pembentukan tim Satgas PMK dan pembentukan Kelompok Kerja URC PMK di Dinas Peternakan dan Keswan.
Kemudian, investigasi lapangan atas laporan terduga PMK dari kabupaten/kota berupa penelusuran kejadian kasus dan pengambilan sampel, memperketat lalu lintas ternak di 10 titik perbatasan.
Selain itu juga dilakukan peningkatan biosekuriti di UPT Budidaya dan Pembibitan Ternak, distribusi vaksin, obat-obatan, desinfektan dan sarana prasarana medik keswan. Adapula gerakan meningkatkan upaya “Jogo Ternak” agar penanganan PMK ini dapat sinergi antara pihak pemerintah dan peternak.
Terakhir, melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi (KIE) ke peternak dan pelatihan untuk petugas.
Komitmen Pemerintah Percepat Vaksinasi PMK, Pemprov Jateng Targetkan Vaksinasi
Sedangkan Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian Syamsul Ma’arif menyampaikan, Kementan dan pemerintah daerah berkomitmen mempercepat pelaksanaan vaksinasi PMK agar target pengendalian PMK dapat tercapai.
“Kegiatan kick off vaksinasi dan penandaan ternak ini merupakan kegiatan awal untuk menguatkan kembali tekat dan kerja kita semua untuk melanjutkan program penanggulangan wabah PMK di Indonesia,” tutur Syamsul. (PTT)