LenteraJateng, BLORA – Perwakilan forum anak bernama Yani, mengadu ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tentang maraknya pernikahan anak.
“Di desa saya banyak teman-teman yang menikah dini. Di tahun ini, sudah ada 15 anak menikah dini. Rata-rata, usianya masih 12-15 tahun pak,” kata Yani pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Pendopo Blora, Senin (25/4/2022).
Yani mengatakan, mereka para orangtua menikahkan anaknya karena tuntutan ekonomi keluarga.
“Kalau tidak nikah, jadi beban keluarga. Makanya akhirnya mereka dinikahkan ke orang yang lebih tua pak, yang lebih mapan,” ucapnya.
Yani meminta Ganjar untuk membantu menyelesaikan persoalan itu. Menurutnya, pernikahan anak harus dicegah untuk kebahagiaan dan masa depan anak-anak.
“Kami minta pelatihan pak, editing film, pelatihan menjahit, pelatihan lain agar kita punya skill dan bisa menopang ekonomi keluarga. Kami juga minta pendidikan tentang reproduksi atau seks education di sekolah agar lebih paham,” ucapnya.
Ganjar Bangga Anak-anak Peduli, Pernikahan Dini Marak di Desa
Ganjar bangga melihat anak-anak begitu peduli pada persoalan yang mereka hadapi. Bahkan mereka berani berbicara dan mengkampanyekan soal itu.
“Anak-anak itu peduli pada temannya, khususnya soal pernikahan dini. Mereka menikah karena alasan ekonomi orang tua. Yang menjadi keresahan kita, usianya ada yang 12 tahun,” ucapnya.
Ganjar mengatakan, gerakan Jo Kawin Bocah memang menjadi program yang akan terus ia genjot. Ia akan terus menggencarkan sosialisasi dan pendekatan termasuk masuk ke sekolah untuk mengajarkan tentang pendidikan reproduksi.
“Kami akan kerjasama dengan BKKBN, Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk masuk ke sekolah dan desa-desa untuk melakukan sosialisasi dan edukasi. Termasuk tadi anak-anak minta fasilitas pelatihan, tentu akan kami penuhi,” katanya.
Ganjar menghimbau kepada masyarakat khususnya orang tua untuk lebih peduli. Aduan forum anak dalam Musrenbang tersebut menjadi warning bagi orangtua, agar lebih peduli pada anak-anaknya
“Kita harus bisa memberikan kepercayaan diri pada anak-anak. Berikan semangat pada mereka untuk mendapatkan cita-citanya. Gerakan Jo Kawin Bocah harus terus kita gaungkan agar masyarakat bisa menerima dan memahami,” pungkasnya.
Musrenbang kali ini ditujukan untuk wilayah Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati) dan Banglor (Rembang, Blora) ini sebagai wadah bagi warga Jawa Tengah untuk menyampaikan pendapat kepada pimpinan daerah.
Setiap Musrenbang, forum anak, perwakilan perempuan dan penyandang disabilitas merupakan tiga komunitas yang selalu Ganjar libatkan. Tiga kelompok tersebut memiliki hak menyampaikan pendapat pada urutan pertama.
Editor: Puthut Ami Luhur