LenteraJateng, JAKARTA – Guna perkuat konektivitas antar desa, Kementerian PUPR bangun 410 jembatan gantung di seluruh Indonesia sepanjang 2015 – 2021. Jembatan gantung merupakan akses penghubung antar desa yang mempermudah mobilitas orang, jasa dan logistik masyarakat setempat.
“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan. Baik menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Sejak 2015 hingga 2021 Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga telah membangun 410 unit jembatan gantung di seluruh Indonesia. Total panjang keseluruhan jembatan gantung mencapai 30.171 meter. Jembatan gantung tersebut dengan bentang terpendek 32 meter dan terpanjang 300 meter.
“Ini adalah pencapaian luar biasa. Jembatan gantung terlihat pendek, tapi kalau kami merangkainya telah membangun 30 kilometer,” tutur Kepala PMU Jembatan Gantung dan Rangka Baja Jembatan Ditjen Bina Marga Hendarto.
Pada 2015 Kementerian PUPR membangun 10 jembatan gantung dengan total panjang 762 meter. Kemudian pada 2016 sebanyak tujuh unit jembatan gantung sepanjang 720 meter. Tahun berikutnya, pada 2017 ada 13 unit jembatan gantung sepanjang 850 meter.
Berikutnya pada 2018 130 unit jembatan gantung sepanjang 9.124 meter. Lalu pada 2019 sebanyak 140 unit jembatan gantung sepanjang 10.008 meter. Pada 2020 sebanyak 43 jembatan gantung sepanjang 3.764 meter. Sementara pada 2021 membangun 67 unit jembatan gantung sepanjang 4.943 meter.
Jembatan gantung terpanjang yakni Jembatan Gantung Kali Erok di Distrik Korupun Yahukimo, Papua. Jembatan ini memiliki panjang 300 meter yang pegerjaannya pada 2020. Sementara jembatan gantung terpendek dengan panjang 32 meter di antaranya Jembatan Gantung Slada di Brebes dan Jembatan Gantung Aek Silang di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Penerima manfaat pembangunan jembatan gantung ini adalah warga di Bulu Temanggung. Pada 2021 Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Gantung Pagergunung sepanjang 60 meter.
Ini Testimoni Penerima Manfaat, Perkuat Konektivitas Antar Desa
Kepala Desa Pagergunung Sukarman mengatakan, sebelum jembatan gantung ini ada, lalu lintas menuju Desa Gandurejo harus melewati lereng Gunung Sumbing sedalam 60 meter. Sementara akses jalan utama selama ini harus memutar dengan memakan waktu 20-30 menit.
“Setelah jembatan ini tersambung, waktu tempuh kedua desa terpangkas menjadi 2-3 menit saja,” tuturnya.
Jembatan gantung merupakan wujud kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur daerah perdesaan terutama yang sulit terjangkau sehingga lebih terbuka. Kehadiran jembatan gantung sangat masyarakat butuhkan karena kondisi geografi wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai.
Secara fisik, kondisi ini kerap menjadi pemisah antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan.
Kementerian PUPR tidak hanya membangun infrastruktur berskala massif, mulai dari bendungan dan jalan tol tetapi juga infrastruktur seperti jembatan gantung.