LenteraJateng, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang segera kembali bangun rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang mencatat, tingginya animo masyarakat untuk menghuni Rusunawa.
Kepala Disperkim Kota Semarang Ali menyampaikan, masyarakat yang ingin menghuni Rusunawa sampai saat ini mencapai seribu orang. Orang-orang tersebut, menurutnya, adalah yang sudah melakukan pengajuan untuk menghuni Rusunawa.
Hingga saat ini ada sembilan titik Rusunawa yang Pemkot Semarang kelola. Ia menyebutkan, dari total Rusunawa yang ada sudah 2.900 orang yang menghuni, artinya semua Rusunawa sudah penuh.
“Hingga saat ini kami belum bisa merealisasikan pengajuan masyarakat untuk menghuni rusunawa. Karena memang keterbatasan tempat,” kata Ali, Kamis (10/11/2022) lalu.
Saat ini lanjutnya, Pemkot Semarang tengah mengupayakan untuk penambahan Rusunawa karena banyaknya permintaan dari masyarakat. Rencananya, Pemkot Semarang akan membangun Rusunawa di beberapa wilayah, Tambak Lorok, Sawah Besar dan Mangunharjo pada 2023 mendatang.
Pemkot Semarang juga telah menyiapkan lahan untuk bangun Rusunawa tetapi perlu bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pembangunan Rusunawa tersebut.
“Ya misalnya di Tambak Lorok harus berkoordinasi dengan Pelindo. Harapan kami kerjasama tersebut segera terealisasi,” bebernya.
Dari segi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor Rusunawa, ia menargetkan bisa mendapatkan hingga Rp 3 miliar. Bahkan target tersebut sudah hampir mencapai 100 persen hingga bulan November ini.
Pihaknya juga menggandeng OPD yang lain untuk bisa memenuhi target dari PAD tersebut, salah satunya adalah Satpol PP yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan penertiban kepada para penyewa rumah.
“Kami akan memastikan agar tidak ada oknum melakukan jual beli untuk tinggal di Rusunawa, semua sudah termonitor, CCTV dan petugas juga selalu mengawasi,” tuturnya.
Ali mengatakan, Rusunawa hanya bagi masyarakat yang tidak memiliki rumah dan berpenghasilan rendah. Penyewa kena biaya Rp 250 ribu untuk tipe 26, Rp 110 ribu untuk tipe 24 dan Rp 100 ribu per bulannya untuk tipe 21.