LenteraJateng, SEMARANG – Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam menyampaikan, masyarakat tidak perlu takut apabila terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) saat vaksinasi Covid-19. Adanya KIPI, masih tergolong hal yang wajar dan layanan kesehatan bisa menanganinya.
“Namanya orang vaksin, memasukkan vaksin atau benda ke dalam tubuh, wajar kalau memang ada reaksi. Justru orang perlu takut jika terpapar dan terkena efek long Covid-19, karena ada yang otaknya sampai mengecil,” tutur Hakam, Selasa (22/3/2022).
Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi Dinas Kesehatan, kasus tertinggi pada Februari mencapai 7.800 pasien. Dari jumlah tersebut, tercatat 300 pasien tidak tertolong.
“Artinya apa, vaksin bener-bener bisa melindungi dan membuat angka kematian atau mortalitas bisa turun sangat drastis. Juga memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak,” tuturnya.
Hakam menambahkan, bahwa edukasi ini harus terus menyampaikannya kepada masyarakat. Mengingat hingga detik ini, masih terdapat warga yang belum vaksin lengkap dan booster.
Sementara Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut status level PPKM di wilayahnya kini telah turun menjadi level 2. Meski begitu ia terus mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19.
“Bapak, ibu, kawan-kawan, kabar baiknya Covid-19 sudah semakin terkendali. Tadi pagi jumlah penderita di Kota Semarang tinggal 71 orang, turun drastis dari 3 minggu yang lalu, dan mudah – mudahan turun terus,” tambah Hendi, sapaan akrabnya.
Namun di sisi lain, Hendi mengingatkan agar masyarakat tidak mengabaikan persoalan Covid-19, meskipun upaya pengendalian efektif dilakukan. Ia meminta agar masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster untuk segera berkomunikasi pada lurah setempat.
“Dua setengah bulan kami menangani varian Omicron, yang meninggal lebih dari 200, 60 persennya karena vaksin belum lengkap. Kemudian 40 persen karena lansia dan komorbid. Maka saran saya segera booster bagi yang belum, nanti bisa mendaftar melalui kelurahan,” tutup Hendi.
Editor: Puthut Ami Luhur