LenteraJateng, SEMARANG – Kafe Jamu Makuta hadir membawa inovasi di tengah maraknya es kopi susu yang jadi minuman favorit anak muda masa kini. Terbukti puluhan gerai bahkan coffee shop membanjiri berbagai sudut kota.
Di tengah menjamurnya berbagai minuman berbahan dasar kopi tersebut, kafe jamu Makuta membawa warna baru. Berbekal resep jamu turun temurun warisan keluarga, Makuta eksis sebagai pelopor minuman tradisional yang dikemas dengan cara modern.
Sebagai keluarga penerus Nyonya Meneer, Makuta berteguh pada mutu dan kualitas bahan. Hal ini terbukti saat masuk ke dalam kafe yang berada kawasan Pecinan tersebut.
Aroma rempah menyeruak ketika memasuki sebuah bangunan bernuansa Indische yang berada di Gang Pinggir Nomor 38 Kota Semarang. Persis di depan pintu masuk, terpampang sebuah lukisan seorang wanita memakai kebaya.
Wanita tersebut adalah Nyonya Meneer atau Lauw Ping Nio. Sejak tahun 1900an namanya mahsyur sebagai pembuat jamu asal Semarang.
Kini, resep jamu turun temurun diwariskan di keluarganya, termasuk kepada pemilik kafe jamu Makuta, Seno Budiono. Bersama sang putra, Seno mengembangkan jamu tradisional menjadi minuman yang layak bersanding dengan kopi-kopi kekinian.
“Kami kan dari keluarga jamu ya, cukup prihatin ketika jamu kurang dikenal di kalangan muda. Mungkin ya kenal, tapi tidak terlalu populer seperti dahulu,” kata Seno, saat ditemui di kafe Makuta, beberapa waktu lalu.
Tidak Boleh Hilang
Sebagai warisan dan budaya, Seno merasa soal budaya minum jamu ini tidak boleh hilang. Maka langkah inovatif harus diambil agar jamu tetap lestari.
“Jamu tidak hanya pahit saja, juga ada khasiatnya. Jamu juga ada yang enak. Seperti kopi, jangan ngopi terus. Sekali-kali minum jamu ya,” tutur Seno sembari berkelakar.
Untuk itu, ia ingin melestarikan serta mengenalkan jamu ke kalangan anak muda. Mengingat jamu sebagai minuman tradisional Indonesia.
“Nah cara untuk melestarikannya ya dengan mengikuti perkembangan zaman. Kalau sekarang anak muda suka nongkrong kekinian, ya kami juga masuk dengan tempat kafe yang kekinian, tapi bedanya kami jual jamu, nggak kopi,” tambahnya.
Dengan tempat yang nyaman dan kekinian, Makuta menyediakan berbagai macam jamu tradisional. Antaranya jamu seduh, jamu kemasan, dan jamu instan.
“Untuk jamu seduhnya total ada 12 macam. Antara lain ada jamu flugon, slim in, urat sendri, diabeta, jampi usus dan masih banyak lagi,” bebernya.
Inovasi, Kafe Jamu Makuta di Tengah Kepungan Es Kopi Susu
Salah satu yang ia lakukan adalah dengan inovasi produk jamu menjadi olahan es krim kemudian tersedia di Makuta. Ada rasa kunir asem, beras kencur, susu telor madu jahe (STMJ), juga rasa daun kelor dapat dicicipi para penikmat jamu.
“Kami beranikan diri untuk riset atas inisiatif anak saya. Dia riset, dapatkan rasa, akhirnya perbaiki lagi rasanya seperti sekarang. Cukup aneh ya, menyimpang dari pakem yang ada,” bebernya.
Meski baginya sedikit gambling, adanya inovasi terhadap jamu ini harapannya supaya anak muda mau datang mencicipi dan minum jamu. Diluar dugaan, sambutan yang antusias datang dari penikmat jamu juga kalangan muda.
“Ternyata banyak anak-anak muda datang kesini untuk ngicipi eskrim dan minuman. Wisatawan juga banyak, dari Palembang, Italia juga ada kesini,” pungkasnya.