LenteraJateng, SEMARANG – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang sedang kumpulkan sampel dari pasien Covid-19. Tujuannya, untuk teliti apakah Covid-19 Omicron sub varian XBB sudah masuk ke Kota Semarang atau tidak.
Kepala DKK Semarang Mochamad Abdul Hakam menyatakan, sampel tersebut akan teliti di Labkesda Jateng. Menurutnya, pengumpulan setelah mendapat informasi dari Dinas Kesehatan Jateng di mana melihat situasi persebaran Covid-19 terkini di Kota Semarang.
“Sampel yang dikumpulkan untuk penelitian Whole Genome Sequences (WGS). Pemeriksaan WGS ada syaratnya ketika ada satu klaster tingkat penyebarannya cepat, memliki gejala dan sudah vaksin lengkap tapi masih timbul gejala,” kata Hakam, sapaan akrab Kepala DKK Semarang, di kantornya, Rabu (9/11/2022).
Setelah pemeriksaan WGS terhadap beberapa sampel yang ada, harapannya DKK Semarang bisa mengetahui varian Covid-19 yang sedang menjangkiti warga. Sehingga dapat melakukan langkah antisipatif untuk menekan penyebaran kasus Covid-19, yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Hakam membenarkan, saat ini kasus Covid-19 di Kota Semarang menunjukkan tren peningkatan. Bahkan pasien dengan keluhan batuk pilek yang datang ke Puskesmas setelah tes random sampling, ada beberapa yang terkonfirmasi positif.
Hakam pada awalnya menilai, naiknya angka kasus Covid-19 di Kota Semarang yang per harinya mencapai 50 kasus, karena mulai banyaknya aktivitas sosial budaya dengan kapasitas pengunjung 100 persen. Namun setelah melakukan penelusuran, anak-anak muda yang datang pada kegiatan tersebut justru tidak terpapar.
Justru orang-orang sekitar mereka yang sudah berusia di atas 60 tahun atau lansia. Atau belum menerima vaksin dosis lengkap hingga memiliki komorbid yang justru terpapar.
“Jadi mereka pulang nonton konser misalnya, mereka tidak terkena Covid-19. Tapi di rumah ada orang tua yang rentan padahal tidak kemana-mana, nah mereka ini yang malah terkena,” tuturnya.
DKK Semarang Petakan Kecamatan Kasus Covid-19 Tinggi, Kumpulkan Sampel
Ia telah memetakan, beberapa Kecamatan yang memiliki kasus cukup tinggi bisa dilihat dari tingkat mobilitas, hingga kegiatan massal dengan banyak pengunjung. Hakam menghimbau bagi warga dengan usia produktif tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi booster.
“Kasus baru sebagian besar para orang tua dan yang masuk ke rumah sakit ini, yang punya faktor resiko komorbid,” tuturnya
Ia menyebut masyarakat yang telah melakukan booster tidak akan rentan terpapar Covid-19 dan jika terpapar tidak memiliki gejala bahkan dalam waktu tiga hari sudah sembuh.