LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota Semarang mendorong upaya peningkatan retribusi daerah. Selama ini retribusi masih menjadi perkerjaan rumah yang harus diselesaikan karena tidak pernah mencapai target dari tahun ke tahun.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Johan Rifai menilai, pendapatan dari sektor pajak sudah bagus. Jikapun masih ada kekurangan dua atau tingga persen hal itu masih dapat dimaklumi.
Namun, retribusi masih menjadi pekerjaan yang harus dipikirkan karena masih tidak pernah mencapai target.
Adanya perda baru tentang pajak dan retribusi, akan banyak penyesuaian yang dapat mendongkrak retribusi.
“Banyak alat-alat pemkot yang dulu harga murah, sekarang sesuai dengan swasta. Mudah-mudahan ke depan 2024 retribusi bisa meningkat lagi,” kata Johan, Jumat (19/1/2024).
Menyororti capaian retribusi pada 2023, diakuinya memang cukup berat mengingat belum ada regulasi baru sehingga tidak bisa sesuai harapan.
“Teman-teman OPD bilang sudah semaksinal mungkin. Makanya ke depan dengan sistem online tidak langsung dibayar uang cash bisa mengurangi kebocoran,” tuturnya.
Menurutnya ada beberapa hal yang membuat retribusi belum maksimal, misalnya retribusi pasar. Persoalan yang dihadapi saat ini cukup banyak pasar yang sepi.
Kondisi pasar kini sepi, tidak seperti zaman dulu. Pemerintah harus memiliki cara membuat pasar tradisional kembali ramai.
“Barangkali ada perbaikan, membuat pengunjung nyaman, kemungkinan ada peningkatan. Kalau sepi, retribusi tidak akan mencapai target karena susah ditarik,” tuturnya.
Sementara sambung Johan, persoalan retribusi parkir yang juga tidak pernah memenuhi target karena kebocorannya tinggi.
Penerapan parkir elektronik, untuk mengurangi kebocoran juga dirasa belum optimal sehingga perlu ada upaya untuk menggenjot retribusi sektor parkir.