LenteraJateng, KLATEN – Desa Birit Wedi, Klaten canangkan diri jadi Ramah Disabilitas, di mana ada sekitar 30 disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati. Komunitas tersebut mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Desa setempat.
Kepala Desa Birit Sukadi Danang Witono menyatakan, canangkan sebagai Ramah Disabilitas setelah mendapat pendampingan dari Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Jateng wilayah Klaten.
Menurut Sukadi, pencanangan Desa Ramah Disabilitas bukan hanya slogan belaka. Pemerintah Desa Blirit juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kaum disabilitas.
Tiap tahun, pihaknya menganggarkan Rp 15 juta untuk kegiatan para penyandang disabilitas. Dan, tahun ini anggaran naik menjadi Rp 20 juta per tahun.
“Kami anggarkan buat pelatihan-pelatihan, tapi sempat terhenti karena pandemi. Tahun ini kami anggarkan Rp 20 juta, untuk peternakan ayam,” tuturnya.
Bukan hanya itu, Pemdes juga memberikan kemudahan seperti sarana dan prasarana termasuk poliklinik kesehatan.
“Ada polindes bagi kaum difabel. Dan, kalau mengurus administrasi kami jemput bola, kami yang datang ke rumah biar mudah,” terangnya.
Pihaknya berharap, pencanangan Desa Ramah Disabilitas tersebut mampu menginspirasi daerah lain
“Semoga ini bisa mengajak daerah lain untuk memperhatikan,” tuturnya.
Anggota Komunitas Satu Hati Temukan Semangat Hidup, Desa Birit Ramah Disabilitas
Sudarmono, anggota Komunitas Satu Hati mengaku menemukan semangat hidup setelah mengikuti komunitas tersebut.
“Saya menemukan semangat hidup setelah bertemu teman-teman di sini,” katanya.
Ia menuturkan, nasib nahas saat mengalami kecelakaan di Magelang 2012 lalu. Sudarmono mengalami luka parah hingga kehilangan kedua tangannya.
“Saya lima tahun kehilangan kepercayaan diri, saya hanya ingin mengakhiri hidup. Tapi setelah bertemu teman-teman di sini, dan juga ada wanita yang mau menerima (istri), saya semangat lagi,” tuturnya.
Cerita lain datang dari Sinung, seorang perempuan yang sehari-hari berada di atas kursi roda. Ia datang dari luar daerah untuk bergabung dengan penyandang disabilitas di Desa Birit.
“Iya di sini sering berkumpul. Rasaya senang karena bisa sharing. Dan, saya juga bertemu jodoh di sini,” tuturnya.
Komunitas Satu Hati yang didirikan oleh Nina Kusumawati menurutnya, telah mendapat dukungan dari Pemerintah Desa Birit.
“Tiap satu bulan sekali ada pertemuan. Mulai sharing, tes kesehatan dan pemberian nutrisi gratis, sampai pelatihan-pelatihan usaha,” tuturnya.