LenteraJateng, SEMARANG – Upaya DMFI (Dog Meat Free Indonesia) akhiri perdagangan daging anjing dengan melakukan pendekatan holistik. Sejak 2019, DMFI telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.
Koordinator Koalisi DMFI Karin Franken menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya melihat sudah banyak langkah terobosan oleh pihak berwenang di Jateng untuk menghentikan perdagangan daging anjing.
Hasil dari kerjasama ini, kini Jateng menjadi teladan dalam mengambil langkah untuk menentang perdagangan daging anjing. Pemprov juga menegaskan perlunya melibatkan semua pihak termasuk pejabat agama untuk melarang perdagangan daging anjing di Jateng khususnya di Solo Raya.
“Termasuk 15 kota/kabupaten yang telah mengeluarkan larangan tegas terhadap perdagangan daging anjing di wilayah mereka. Jateng juga telah berhasil memenjarakan pedagang dalam kasus pertama untuk perdagangan daging anjing,” kata Karin.
Menurutnya, hal ini merupakan langkah besar demi melindungi warga Jateng dari penyakit mematikan seperti rabies. Hal ini mengingat penyakit rabies disebarkan melalui perdagangan daging anjing.
“Juga untuk menyampaikan pesan jelas bahwa anjing bukan makanan. Tapi anjing adalah hewan sahabat manusia yang patut kita lindungi,” lanjut dia.
Anggota koalisi DMFI drh Merry Wain menyampaikan, bahwa penekanan regulasi terkait perdagangan daging anjing penting sebagai landasan hukum membuat kebijakan.
“Semakin banyak kabupaten/kota yang mengeluarkan surat edaran, akan membuat pemerintah menerbitkan aturan hukum pelarangan perdagangan daging anjing. Untuk itu butuh kerjasama semua pihak agar tercipta kemaslahatan masyarakat,” kata Merry.
DMFI Selenggarakan Seminar dan Pelatihan, Upaya Akhiri Perdagangan Daging Anjing
Selama dua hari, 13 -14 Juni 2022 DMFI juga menyelenggarakan seminar dan pelatihan dokter hewan tingkat provinsi untuk pertama kalinya. Hal ini untuk mendukung usaha pemerintah dalam mengawasi wabah penyakit kaki dan mulut dan mengakhiri perdagangan daging anjing.
Sejumlah dokter hewan internasional dan tokoh terkemuka hadir selama kegiatan. Lebih dari 80 dokter hewan dan 300 peserta online se-Jateng menjadi peserta dalam kegiatan DMFI kali ini.
Drh Wiwiek Bagja yang dikenal sebagai pelopor dalam bidang kesejahteraan hewan di Indonesia menyampaikan DMFI dan lembaga dokter hewan adalah rekanan penting dalam komitmen bersama untuk memajukan pendekatan holistik.
“Sangatlah penting untuk memastikan agar para dokter hewan mendapatkan pelatihan praktek terbaik dari para ahli internasional. Karena mereka memegang peranan penting dalam mengedukasi lingkungan sekitar,” paparnya.
Kegiatan seminar edukasi ini dihadiri oleh perwakilan setiap Dinas Kota/Kabupaten se- Jateng, PDHI Jateng 1 – 6, serta peserta online dari perwakilan daerah dan mahasiswa kedokteran hewan se-Indonesia.