LenteraJateng, SEMARANG – Pemprov Jateng dalam sinergi antar sektor percepatan penurunan stunting. Target tersebut lebih awal dari nasional yang menargetkan 14 persen pada tahun 2024.
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Jateng yang kemarin dilantik Gubernur Jateng Ganjar Pranowo selain melibatkan lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), juga akan melibatkan kejaksaan, kepolisian dan tentara.
Ganjar memerintahkan TPPS untuk segera bekerja, dan gerak cepat untuk melakukan pendataan dan intervensi. Adapun Ganjar meminta pencegahan stunting lebih dini dengan mendata calon pengantin, ibu hamil dan anak usia dua tahun.
“Saya minta harus segera kerja. Yang pertama kali dengan mendata ibu hamil. Jateng sudah punya program Jateng Gayeng Nginceng Wong meteng,” ungkap Ganjar, Jum’at (20/5/2022).
Adapun menurutnya secara teori dari jumlah sekitar 551 ribu ibu hamil di Jateng 20 persennya mengalami masalah kesehatan. Serta calon pengantin putri 70 persen anemis (kekurangan sel darah merah) yang dapat menyebabkan stunting. Kemudian, bayi kurang dari dua tahun apakah perkembangannya sesuai
Selanjutnya setelah pendataan, tim bisa mengedukasi masyarakat tentang soal gizi, kesejahteraan, akses kesehatan, dan lainnya. Penanganan stunting Jateng juga harus menyeluruh, tidak hanya pemerintah saja, melainkan akademisi dan masyarakat bisa turut andil.
“Kita juga edukasi ke masyarakat, kenapa multisektor. Karena ada banyak yang bisa kita libatkan, kemudian ada intervensi gizi, kesejahteraan dan akses ke kesehatan,” ungkapnya.
“Di lapangan nanti kami intervensi dari masing – masing stakeholder. Misal dari Dinas Kesehatan makanan tambahan, obat penambah darah. Bisa juga dari DPU dengan jambanisasi, akses air bersih,” tambahnya.
Kepala BKKBN Jateng Optimis Stunting Turun, Sinergi Antar Sektor Dorong Percepatan
Sementara itu Widwiono Kepala Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng optimis angka stunting Provinsi tersebut dapat turun hingga 14 persen di 2023.
Optimis tersebut juga melihat dari penurunan drastis angka stunting wilayah Grobogan, pada tahun sebelumnya 29 persen saat ini menjadi 9 persen. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya program jambanisasi, sehingga masyarakat terbebas dari penyakit.
“Dari kejadian Grobogan kami optimis target pertahun bisa turun 3,5 persen, jadi Jateng tahun 2023 sudah mencapai 14 persen. Saat ini angka stunting Jateng mencapai 20,9 persen, atau sekitar 540 ribu anak mengalami kondisi kerdil,” jelas Widwiono.
Terkait penurunan angka stunting Widwiono Ia menyebut, dengan gerak sinergi antar sektor, kasus stunting bisa turun dalam kurun dua tahun. Meski demikian, ada beberapa wilayah Jateng perlu adanya intervensi khusus, seperti Wonosobo dan Brebes.
Editor: Puthut Ami Luhur