LENTERAJATENG, SEMARANG – PT Jasa Raharja berikan santunan untuk korban kecelakaan yang terjadi di Sarangan, Magetan, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022). Penyerahan santunan dilakukan oleh Pelaksana tugas atau Plt Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama dengan perwakilan PT Jasa Raharja.
Korban meninggal dunia mendapatkan Rp 50 juta untuk masing-masing keluarga. Sedangkan perawatan untuk korban luka-luka akan tertanggung hingga Rp 20 juta.
Tercatat ada 32 orang korban luka-luka dan 7 orang korban jiwa termasuk pengemudi bis dalam kecelakaan lalu lintas tersebut.
Dewi Aryani Suzana, Direktur Operasional PT Jasa Raharja menuturkan jika penyerahan santunan kepada korban kecelakaan bus di Magetan dapat berlangsung kurang dari 24 jam. Hal ini merupakan hasil kerjasama yang baik antara seluruh stakeholder.
“Kami atas nama manajemen Jasa Raharja menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang dialami oleh saudara-saudara kita warga Kota Semarang. Kami percaya nyawa manusia tidak dapat dihargai, tetapi amanah negara melalui Jasa Raharja untuk melindungi seluruh korban lalu lintas harus kami sampaikan,” tutur Dewi, Senin (5/12/2022).
Seluruh santunan telah disampaikan kepada ahli waris yang sah dari 7 orang korban jiwa. Ia juga memastikan saat ini seluruh korban luka-luka telah dip indahkan ke rumah sakit di Kota Semarang.
Bahkan, jika ternyata biaya perawatan lebih besar dari nilai maksimal tanggungan Jasa Raharja, maka Dinas Kesehatan Kota Semarang akan melanjutkan perawatan tersebut. Yakni melalui BPJS Kesehatan atau program Universal Health Coverage (UHC).
Pendampingan Psikologis, Santunan Jasa Raharja Untuk Korban Kecelakaan Magetan
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengucapkan terima kasih atas santunan yang telah diberikan.
“Tadi dengan hitungan jam sudah merealisasikan semua santunan kepada seluruh ahli waris korban. Total ada 7 korban jiwa dan ahli waris dari setiap orang masing-masing mendapatkan Rp 50 juta,” kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Ia juga berkomitmen untuk menyediakan fasilitasi pendampingan psikologis bagi para korban selamat. Terutama bagi korban yang masih anak-anak.
“Hal ini penting untuk dilakukan karena meski tidak mengalami luka fisik yang berat, menyaksikan keluarga dan tetangga dekat meninggal saat perjalanan bersama tentu cukup membuat shock,” tandasnya.