LENTERAJATENG, SEMARANG – Pusat Oleh-oleh Pandanaran semakin ramai di momen arus balik Lebaran 2023.
Sebelum kembali ke tanah perantauan, para pemudik di Kota Semarang itu menyambangi pusat oleh-oleh di Pandanaran.
Alhasil dikarenakan ingin membawa bingkisan dan makanan khas Kota Semarang, para pemudik yang punya plat luar kota itupun menyesaki pusat oleh-oleh Pandanaran.
Dari semua outlet dan toko di Oleh-oleh Pandanaran, salah satu yang paling rame adalah Bandeng Juwana Erlina.
Di toko Bandeng Juwana Erlina yang sudah terkenal ini menjual aneka makanan khas seperti wingko babat, moci, bandeng presto, lumpia, tahu bakso, dan ganjel rel. Namun tetap, bandeng presto menjadi pilihan favorit.
Kepala Toko Bandeng Juwana Erlina, Dinar menyampaikan jika toko sudah mulai ramai sejak H-2 lebaran hingga seminggu kemudian.
Untuk memaksimalkan pelayanan, dia menyebut ada penambahan jam buka. Semula dari pukul 06.30-22.00 WIB, kini bertambah satu jam atau tutup pada pukul 23.00 WIB.
“Peningkatan ada di momen arus mudik dan arus balik, di mulai H-2 sampai seminggu lebaran,” ujarnya ditemui di toko.
Ia menyebut di masa Lebaran ini tidak ada kenaikan harga. Misalnya untuk 1 kilogram bandeng dengan isi 5-6 ekor masih dibanderol harga Rp 128 ribu.
“Untuk memenuhi customer, kami memang menambah stok agar ketersediaan cukup. Namun ia tak merinci jumlahnya,” tuturnya.
Dari sisi pembeli salah satunya yakni Afzal salah seorang warga Lempongsari tampak sibuk memilih beberapa makanan. Saat diamati dia tidak hanya membeli satu atau dua, tapi banyak bungkusan.
“Untuk oleh-oleh tetangga di kota saya bekerja di Bekasi,” tambahnya, Rabu 26 April 2023.
Tidak hanya itu Afzal kemudian memaparkan apa-apa saja yang dibelinya. Misalnya wingko babat lalu juga ada Bandeng Presto.
“Di kota lain tidak ada. Jadi sekalian bawa banyak,” tuturnya.
Tak hanya Afzal, Anindya pemudik asli Gayamsari Semarang juga menyempatkan diri mampir ke pusat oleh-oleh di Jalan Pandanaran.
Ia bersama keluarganya berkunjung ke salah satu gerai penjual bandeng presto di Jalan Pandanaran.
“Saya beli bandeng presto untuk teman-teman kantor, kan khasnya Kota Semarang bandeng presto,” paparnya.
Dewi mengaku jika Semarang adalah kota kelahirannya. Namun sejak tahun 1998 dia harus hijrah ke Bandung karena kebetulan bekerja di sana dan mendapat jodoh di sana juga.
“Memang ini sudah kebiasaan habis mudik. Mau saya bagi-bagikan ke teman-teman biar tahu makanan khas Semarang” tuturnya. (ADI)