LENTERAJATENG, SEMARANG – PSIS Semarang setuju dengan rencana format sepak bola Indonesia yang baru soal pemain naturalisasi. Wacana pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi Liga 1 dikabarkan akan disiapkan sebagai salah satu regulasi baru musim depan.
PSSI berencana membatasi setiap klub hanya diperbolehkan mengontrak dua pemain berstatus naturalisasi. Kabar ini menuai banyak pro kontra, kendati sejauh ini belum disahkan secara resmi.
Menurut CEO PSIS Semarang AS Sukawijaya alias Yoyok Sukawi, hal ini merupakan ide ini merupakan terobosan yang bagus. Yoyok menilai, adanya pembatasan pemain naturalisasi di setiap klub agar persebaran pemain naturalisasi bisa lebih merata.
“Menurut bukan berarti menghalangi pemain naturalisasi main di Liga 1 atau Liga 2, tetapi supaya lebih merata. Supaya pemain naturalisasi tidak hanya ngumpul di klub kaya. Tapi bisa tersebar di semua klub. Karena pemain naturalisasi itu mereka juga punya tanggung jawab untuk alih ilmu ke anak-anak yang lain,” kata Yoyok.
Yoyok juga menambahkan pembatasan pemain naturalisasi juga untuk mengimbangi rencana kompetisi musim depan yang akan menggunakan kuota pemain asing 4 dan 1 pemain asing ASEAN.
“Pembatasan naturalisasi itu menurut saya usulan yang baik untuk mengimbangi bertambahnya kuota pemain asing. Karena dengan adanya wacana penambahan kuota ini, kalau pemain naturalisasi tidak diatur pemain lokal bisa tidak main,” kata Yoyok.
Pasalnya jika kouta pemain naturalisasi tidak dibatasi maka kesempatan bagi pemain lokal menjadi berkurang.
Yoyok juga menegaskan meski level Liga 1 yang kini klub pesertanya semakin profesional dan mengejar prestasi, fungsi pembinaan tetap harus berjalan.
“Katakanlah lima pemain asing dalam klub ditambah dua pemain naturalisasi, sudah tujuh pemain. Sisa empat masih dikurangi kiper, kan tiga. Kalau tidak dibatasi, pemain lokal bisa tidak punya tempat. Karena klub walau Liga 1, kita bicara dia profesional, kejar prestasi tapi fungsi pembinaan tidak boleh dilepas. Itu harus ada, dan menjadi tanggung jawab Liga 1,” tandasnya.