LenteraJateng, SEMARANG – Prediksi puncak Covid-19 akhir Februari 2022, meski sampai saat ini terus meningkat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang (DKK) Mochamad Abdul Hakam, mendorong masayarakat untuk segera melengkapi vaksin Covid-19.
Hakam menyebut, infeksi virus Covid-19 di Kota Semarang selama tiga hari terakhir memang cukup fluktuatif. Kasus harian sebanyak 600-700, bahkan mencapai 1.000 pasien, pada Jumat (18/2/2022).
“Tiga hari terakhir memang naiknya cukup signifikan, tapi angka kesembuhannya juga tinggi. Jadi antara kasus harian dan yang sembuh itu hampir sama,” kata Hakam, Minggu (20/2/2022).
Walaupun demikian, Hakam mengatakan masih ada pekerjaan rumah (PR) yang belum selesai. Yaitu, kasus meninggal dunia 14 pasien asal Kota Semarang dan tujuh orang dari luar kota.
“Kasus meninggal itu ada yang belum vaksin. Kemudian tergolong lansia dan ada yang mempunyai komorbid. Ini yang tidak tertolong,” jelas dia.
Ia menghimbau bagi masyarakat yang belum melakukan vaksin untuk segera ke puskesmas atau layanan penyedia vaksin Covid-19 terdekat. Bagi yang belum melaksanakan vaksinasi booster, kini sudah bisa bagi yang melaksanakan vaksin kedua setidaknya tiga bulan terakhir.
Faktor Keparahan Gejala, Prediksi Puncak Covid-19 Akhir Februari
Lebih lanjut, Hakam menuturkan, jenis varian virus menentukan tingkat infeksi pada pasien. Kemudian, viral load atau jumlah virus yang masuk juga menjadi faktor keparahan gejala.
Kemudian, antibodi dipengaruhi oleh usia, penyakit penyerta, dan vaksin. Hakam menyampaikan, orang yang belum vaksin sudah pasti tidak mampu melawan virus karena antibodinya tidak bagus.
Terkait bed occupancy rate (BOR) di isolasi terpadu (isoter), ia menyebut saat ini masih berada di bawah 20 persen. Hal itu karena lama rawat inap bagi pasien Covid-19 di isoter hanya sekitar dua sampai tiga hari.
“Yang masuk kebanyakan tidak bergejala atau gejala ringan. Masuk pagi banyak, sore pulang juga banyak. Beda dengan varian Delta, yang masuk ke isoter gejalanya sedang sampai berat,” tutur Hakam.
Omicron lanjut Hakam, menunjukkan gejala ringan karena antibodi sudah mulai tinggi. Maka, ketika virus tersebut sudah masa inkubasi sekitar hari keenam dan ketujuh, tidak sempat menginfeksi.
Editor: Puthut Ami Luhur