LenteraJateng, SEMARANG – Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Jateng gelar pendidikan dan latihan (Diklat) penguji kenaikan tingkat. Ketua Harian Pengprov TI Jateng Agus Soewito menyatakan, saat ini seluruh penguji di daerah harus memiliki sertifikat berbeda dengan masa sebelumnya.
Ia melanjutkan, sertifikat tersebut nantinya akan terekam dalam sebuah sistem milik Pengurus Besar (PB) TI. Ke depan, semua wasit, atlet dan penguji akan terekam dalam sistem Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS).
“Bagi penguji, harus memiliki sertifikat sebelum terekam dalam TIIS. Sertifikat juga sebagai pengakuan bisa menguji kenaikan tingkat di tingkat daerah sampai nasional,” kata Agus kepada LenteraJateng, Minggu (14/8/2022).
Selama ini sambungnya, penguji hanya dari tingkat nasional dan Jateng belum memiliki penguji tingkat daerah. Para pemegang sabuk hitam membantu menjadi asisten penguji nasional di lapangan, setiap mengadakan ujian kenaikan tingkat (UKT). Melalui kegiatan ini penguji akan mendapatkan sertifikat.
“Sekarang sudah tidak bisa lagi dengan adanya sistem tersebut, setiap penguji harus mempunyai sertifikat. Agar semuanya ada standarnya, pukulan dan tendangan yang benar seperti apa misalnya, menjadi pemahaman bersama,” tuturnya.
Melihat kebijakan baru tersebut masih kata Agus, Pengprov TI Jateng segera mengadakan kegiatan sertifikasi penguji, agar UKT-UKT di wilayah tersebut tidak terganggu. Alasannya, Pengprov TI Jateng belum memiliki penguji tingkat daerah.
“Kami adakan dua hari, Sabtu – Minggu (13-14/8/2022) di Hotel Muria Kota Semarang. Sebanyak 110 pemegang sabuk hitam dari 32 Kabupaten/Kota mengikuti kegiatan ini,” tuturnya.
Penguji Harus Miliki Sertifikat, Pengprov TI Jateng Gelar Diklat
Seseorang lanjut Agus, layak menjadi penguji setelah mendapat sertifikasi, jadi tidak sembarang pemegang sabuk hitam menjadi penguji.
Ia berharap, melalui kegiatan ini menghasilkan penguji yang memiliki standar yang sama. Sehingga atlet pun seharusnya berlatih dengan standar yang sama pula dan akan lebih bagus.
“Setiap Taekwondoin yang lulus mempunyai standar tendangan dan pukulan yang baik, itu yang kami tuju,” tambahnya.
Agoes melanjutkan, kalau mempunyai teknik dasar yang benar dan semuanya standar. Tentunya akan mengarah pada prestasi yang lebih baik karena semua mendapat pelatihan dengan baik dan standar yang benar.
Pelatih-pelatihnya pun mengikuti Diklat dengan baik serta standar, terus sampai menjadi penguji nasional.
Pengprov TI Jateng berharap, dengan kegiatan ini juga bisa menghasilkan penguji tingkat nasional.