LENTERAJATENG, SEMARANG – Pemkot Semarang berupaya tekan inflasi melalui Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman atau Pak Rahman. Program ini merupakan hasil kolaborasi Dinas Ketahanan Pangan dengan Badan Pangan Nasional (BAPANAS).
Kali ini ‘Pak Rahman’ digelar di Kecamatan Mijen yang merupakan titik lokasi ke sembilan dari seluruh rangkaian agenda yang difasilitasi oleh BAPANAS. Masyarakat di sekitar Kecamatan Mijen tampak antusias mendatangi kegiatan tersebut.
“Pak Rahman adalah bentuk partisipasi untuk mensupport panjenengan semuanya dan harganya dijamin lebih murah dibanding pasar. Jadi bisa dimanfaatkan untuk belanja hemat dan sehat. (Diprediksi) harga-harga akan naik,” ungkap Pelaksana tugas atau Plt. Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Selasa (13/12/2022).
Program ‘Pak Rahman’ menjadi wujud implementasi konsep Bergerak Bersama antara Pemerintah kota Semarang dengan berbagai unsur stakeholder yang ada. Pada dasarnya tujuan ‘Pak Rahman’ adalah menyediakan akses bagi masyarakat agar dapat membeli bahan pangan murah dan berkualitas.
Program ‘Pak Rahman’ unik karena tidak menggunakan dana APBD. Melainkan swadana pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang maupun penyaluran program CSR perusahaan.
“Pak Rahman ini tujuannya untuk menekan inflasi. Diharapkan masyarakat dapat menjangkau harga bahan makanan. Ada sayur 3 jenis 10 ribu. Termasuk harga yang di pasarannya 55 ribu di sini bisa dibeli seharga 47 ribu. Juga telur, daging, cabai dan sebagainya,” terang Mbak Ita, sapaan akrab Plt. Wali kota Semarang.
Ia melanjutkan, bahan pokok tersebut didatangkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dari petaninya langsung. Meskipun sebagai kota metropolitan, Kota Semarang masih ada kelompok taninya.
“Dan petaninya dari wilayah Mijen juga. Jadi kita memotong rantai distribusi di pangan,” jelasnya.
Launching BUMP, Pemkot Semarang Tekan Inflasi Lewat ‘Pak Rahman’
Pada Desember tahun ini, juga akan melaunching Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Produk-produk pertanian kalau belum bisa dipasarkan di daerah masing-masing atau kelebihan itu bisa ditampung BUMP tersebut.
“Kemudian offtakernya dari BUMN-BUMN. Ada ID Food, ada bulog, dan sebagainya sehingga akan membuat masyarakat sejahtera,” tambahnya.
Dikutip dari BUMP.co.id, Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan badan usaha yang dibentuk, dimiliki, dan dikelola oleh petani, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu budidaya dan pengelolaan usaha tani. BUMP merupakan hybrid dari kelembagaan pemberdayaan masyarakat dan bisnis.
Pembentukan BUMP ini sejalan dengan Kementerian BUMN yang tengah menyiapkan program BUMN menjadi off taker atau penyerap (penjamin) produksi petani saat panen.
Tapi semoga di Kota Semarang tidak naik ibu-ibu. Ini support dari Pemkot Semarang, dari kecamatan supaya panjenengan bisa dapat harga murah dan kualitasnya baik,” tutup Mbak Ita.