LENTERAJATENG, SEMARANG – Modifikasi cuaca jadi cara yang ampuh untuk atasi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jateng beberapa waktu belakangan. Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan berupa pengoperasian pesawat Cassa untuk menangani munculnya potensi awan dengan hujan lebat.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatokogi, Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan pesawat Cassa milik BNPB saat ini sudah berada di atas perairan Laut Jawa pada Minggu (1/1/2023). Pesawat Cassa ini bertugas untuk memecah penumpukan awan hujan.
Pengoperasian pesawat Cassa didukung kesiapan tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi hujan lebat di Kota Semarang dan sekitarnya.
“Petugas dari tim TMC masih mengusahakan sebelum masuk ke Laut Jawa agar awannya mau dipaksa turun. Kami memang tidak bisa memaksa, tapi semoga yang terjadi hujannya tidak lebat,” kata Dwikorita saat memaparkan strategi penanggulangan bencana banjir di Kota Semarang dan Jawa Tengah bersama BNPB di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Senin (2/1/2023).
Dwikorita memaparkan, hari ini diprakirakan sejumlah daerah di Jateng masih akan dilanda hujan intensitas ringan hingga intensitas sedang. Ia mengingatkan kepada masyarakat bahwa walaupun hujan diperkirakan hanya intensitas sedang, namun kondisi itu sudah bisa menimbulkan genangan.
“Untuk Kota Semarang tanggal 2 Januari ini hujannya ringan dan sedang tapi kondisi ini bisa membuat genangan yang muncul. Tapi kita dapat bantuan juga dari BNPB yang mendatangkan satu pesawat Cassa khusus menangani hujan di Semarang. Dan ternyata yang kita rasakan sekarang tidak hujan. Untuk besok diprediksi hujannya intensitas sedang,” terangnya.
Faktor Perubahan Iklim
Lebih jauh, Dwikorita menjelaskan sebenarnya curah hujan di Semarang selama 10 hari ke depan rata-rata mencapai 150 milimeter. Tetapi dirinya meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya hujan dengan curah yang ekstrem hanya dalam kurun waktu sehari.
“Ini karena dipengaruhi faktor perubahan iklim global. Salah satunya seperti yang terjadi kemarin di Semarang. Yang kemarin itu kategorinya sangat ekstrem. Seharusnya diprediksi turun selama sebulan. Tapi yang terjadi justru turun dalam sehari,” terangnya.
Tujuh Kali Rekayasa, Modifikasi Cuaca Jadi Cara Ampuh
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengungkapkan BMKG telah melakukan rekayasa cuaca sebanyak tujuh kali pada Minggu (1/1/2023). Cuaca ekstrem yang sebelumnya sempat diprediksi terjadi hingga Rabu (3/1/2023), hari ini tampak lebih baik.
“Tadi baru saja saya komunikasi dengan Bu Dwikorita dari BMKG. Hari ini dilakukan rekayasa cuaca tujuh kali. Alhamdulillah hasilnya ternyata bagus, sekarang kita melihat kondisi sudah kering,” pungkas Ganjar.
Ganjar juga mengklaim penanganan banjir yang terjadi akibat cuaca ekstrem sebenarnya sudah disiapkan. Namun, masih dibutuhkan kerja ekstra dan kelengkapan serta maksimalnya sarana prasarana penunjang.
“Maka kenapa kemarin saya komunikasi langsung dengan BMKG agar ada rekayasa, jadi agar tidak di hilirnya, tapi di hulunya juga, yaitu hujan. Itu dibuat diturunkan semuanya ke laut, nah itu dilakukan tujuh kali, jadi itu tindakannya. Kalau itu semua selesai ya Insya Allah akan lebih terkendali, butuh biaya mahal, butuh waktu butuh kesabaran, dan butuh penjelasan kepada masyarakat,” tutupnya.