LENTERAJATENG, SOLO – Puasa Ramadan merupakan sebuah amalan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim.
Selain sebuah kewajiban, melaksanakan puasa ternyata memiliki beragam manfaat yang bisa didapatkan. Tak hanya baik untuk kesehatan fisik, menjalankan puasa juga baik untuk kesehatan mental.
Psikolog dari UGM, Bagus Riyono menyebutkan bahwa berpuasa bermanfaat untuk meningkatkan kontrol diri.
“Dengan berpuasa kita dilatih delay gratification atau menunda pemuasan dari makan, emosi dan lainnya,” kata Bagus dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (25/3/2023).
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini mencontohkan menunda pemuasan terkait emosi. Dengan adanya jeda, tidak impulsif maka akan terjadi penurunan ketegangan atau stres dalam diri.
Disamping itu dikatakan Bagus saat menjalankan puasa, jiwa dilatih untuk disiplin dan tekun sehingga hati merasakan tenang. Selain itu puasa juga bisa melatih diri untuk merespons semua hal dengan lebih tenang dengan begitu dapat menurunkan stres dalam diri.
“Puasa Ramadan menjadi momentum untuk bersiap-siap menjalani kehidupan setelah selesai nanti. Jadi jangan sampai mengendalikan diri hanya saat puasa saja, justru ini menjadi latihan mengendalikan diri untuk persiapaan kehidupan setelah puasa,”paparnya.
Sementara Dietisien dari FKKMK UGM, Tony Arjuna menyampaikan, puasa membuat badan secara fisik menjadi semakin sehat.
Sebab, saat puasa secara fisiologis melatih tubuh dalam pembakaran kalori. Hanya saja ada kebiasaan yang masih salah dijalankan oleh masyarakat dalam pemilihan makanan saat buka dan sahur yang bisa memengaruhi kesehatan dan kebugaran tubuh di saat menjalankan puasa.
“Saat buka puasa makan dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan gula darah dalam tubuh cepat naik dengan tinggi namun turunnya juga cepat. Hal ini yang tidak sehat untuk badan, adanya jadi lemes dan ngatuk karena caranya kurang tepat,” urainya.
Menurutnya, saat menyantap makanan saat berpuka perlu dilakukan pengaturan makan secara bertahap. Hal itu penting dilakukan supaya energi yang dikeluarkan juga keluar secara bertahap.
Lalu, jenis makanan seperti apa yang baik dikonsumsi saat buka dan sahur?
Tony menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang sifatnya lambat dicerna tubuh. Misal untuk protein seperti daging, ikan, ayam. Sedangkan sumber karbohidrat dianjurkan untuk memilih dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, sereal, roti gandum utuh dibanding karbohidrat sederhana seperti nasi putih dan mie.
Selain itu juga mengonsumsi buah serta sayuran karena memiliki kandungan tinggi serat yang lambat dicerna sehingga bisa kenyang lebih lama.
“Selama puasa agar tetap sehat dan bugar kuncinya bukan makan mahal dan enak. Kuncinya makanan yang bervariasi, semakin variatif maka semakin banyak zat gisi yang diperoleh tubuh,”imbuhnya.