LenteraJateng, SEMARANG – Kota Semarang siap ikuti Milan Pact Award atau Penghargaan Pakta Milan 2022. Pakta Milan merupakan pakta kebijakan pangan perkotaan dari Kota Milan, Italia bekerjasama dengan Yayasan Cariplo.
Pemenang penghargaan nantinya akan mendapat undangan ke Forum Global Pakta Milan ke-8 di Rio de Janeiro, Brazil pada Oktober 2022.
Melalui Badan Pembangunan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, nantinya akan terpilih beberapa program ketahanan pangan perkotaan yang selama ini telah berjalan di Kota Lumpia.
M Luthfi Eko Nugroho, Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Bappeda Kota Semarang menyampaikan, keikutsertaan ini merupakan kali pertama. Setelah sebelumnya di tahun 2021, Kota Semarang baru ikut bergabung menandatangani Pakta Milan.
“Kota Semarang memang sudah go internasional. Sudah bergabung di beberapa jejaring global mulai perubahan iklim, lingkungan hidup, mengatasi sampah plastik, dan soal sumber daya air. Nah ini momentumnya di 2021 lalu, kami tergerak untuk bergabung di jaringan global yang bergerak di bidang pangan,” kata Luthfi pada Selasa, (31/5/2022).
Pakta Milan yang telah ditandatangani oleh 370 negara ini memiliki sejumlah kategori penilaian. Seperti tata kelola pemerintah yang baik atau governance, sustainable diets and nutrition, dan social and economic society atau kesetaraan sosial dan ekonomi.
Selain itu ada kategori produksi pangan atau food production dan food supply and distribution atau distribusi pangan. Yang terakhir ada pengolahan makanan sisa atau food waste.
“Yang akan kami ajukan untuk kompetisi ini harus mempunyai dampak minimal tiga. Yaitu dampak sosial, dampak ekonomi dan juga dampak secara lingkungan,” lanjutnya.
Harapannya, keikutsertaan Kota Semarang dalam penghargaan ini agar bisa menimba ilmu dan mengadaptasi kebijakan pangan perkotaan dari negara-negara lain.
Kota Semarang Kota Semarang Siap Ikuti Milan Pact Award, Punya Banyak Potensi Program Ketahanan Pangan
Menurut Luthfi, Kota Semarang memiliki banyak potensi terkait program ketahanan pangan. Baik dari sisi kebijakan pemerintah, pembangunan pangan berkelanjutan, bahkan soal suplai dan distribusi.
“Beberapa sudah berjalan, seperti juga mengelola sama sampah dari sisa makanan menjadi produk lain. Nanti akan kami inventarisir dan putuskan lewat tim kecil,” paparnya.
“Yang terbaik yang akan kami ajukan. Setiap kota boleh mengajukan maksimal tiga kategori untuk praktik ketahan pangan,” pungkas Luthfi.