LENTERAJATENG, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang meminta Kementerian PUPR untuk segera melakukan normalisasi Sungai Plumbon di daerah Mangkang. Pasalnya, banjir yang kembali menggenangi wilayah Mangkang, salah satunya berasal dari limpasan air Sungai Plumbon yang tanggulnya jebol.
Pemerintah Kota Semarang meminta Kementerian PUPR untuk segera melakukan normalisasi Sungai Plumbon yang ada di daerah Mangkang. Terlebih banjir yang saat ini kembali menggenangi wilayah Mangkang, salah satunya berasal dari limpasan air Sungai Plumbon yang tanggulnya jebol.
Plt. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan pihaknya sudah menyampaikan permintaan kepada pemerintah pusat untuk segera melakukan normalisasi Sungai Plumbon beberapa waktu lalu.
Kawasan barat Kota Semarang sendiri memiliki dua sungai besar yakni Sungai Beringin dan Sungai Plumbon. Adapun untuk Sungai Beringin tengah dilakukan normalisasi dan diharapkan segera selesai.
“Agar benar-benar banjir bisa kami entaskan, kami minta Pemerintah pusat juga melakukan normalisasi di Sungai Plumbon,” terang Ita, sapaan akrabnya, Sabtu (31/12).
Ia berharap pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali – Juana bisa melakukan normalisasi Sungai Plumbon pada tahun 2023. Di samping itu, pembenahan drainase juga harus segera dilakukan agar banjir seperti ini tidak terulang lagi.
ia mengatakan telah berencana membangun embung.
“Kita juga akan dorong pembangunan sistem pipa horisontal di wilayah atas. Tujuannya agar air tidak langsung turun ke Semarang bawah,” ucapnya.
Ia menyampaikan untuk mengentaskan banjir di Kota Semarang tidak hanya dari Pemkot Semarang, namun perlu juga dukungan dari semua pihak termasuk masyarakat.
Ia juga meminta agar semua warga Kota Semarang bisa ikut andil salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Ia mengatakan saat sidak banyak sekali menemukan sampah di rumah pompa.
“Di gorong-gorong isinya sampah, mau membangun infrastruktur seperti apa kalau pola pikir masyarakat seperti itu ya sulit. PR itu jadi yang paling berat membangun kesadaran masyarakat,” katanya