LenteraJateng, SALATIGA – Kondisi fisik jaringan irigasi Jateng, sampai 2022 capai 82,60 persen. Kondisi fisik itu berarti menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng Eko Yunianto, berkinerja dan berkondisi baik.
“Pada 2013 lalu kondisi fisik jaringan irigasi mencapai 72 persen dalam kondisi baik. Lalu pada 2021 ada kenaikan, menjadi 82,60 persen,” kata Eko saat meninjau Daerah Irigasi (DI) Sucen Kota Salatiga, Sabtu (27/8/2022).
Jadi peningkatan kondisi fisik irigasi mencapai 10,60 persen dalam lima tahun terakhir. Sesuai kewenangannya Pemprov Jateng mengampu 108 DI yang mengairi hampir semua lahan pertanian di Jateng, sedangkan luas lahan pertanian sebesar 1,70 hektare.
Rinciannya kewenangan Pemprov Jateng terdiri dari bending 142 buah, saluran induk sepanjang 305,42 kilometer, saluran sekunder sepanjang 2.044,68 kilometer, bangunan air 2.489 buah dan pelengkap mencapai 6.581 buah.
Menurutnya, hal itu menunjukkan upaya secara berkelanjutan Pemprov Jateng dalam menyikapi kondisi di lapangan. Satu di antaranya, dengan melakukan kebijakan yang telah ditetapkan yaitu Operasi dan Pemeliharaan, Optimalisasi, dan Rehabilitasi jaringan irigasi (OPOR).
Pemprov pun berupaya mempertahankan fungsi layanan irigasi sampai saat ini. Dengan menjaga, merawat dan memelihara jaringan irigasi.
Ia menjelaskan, secara umum fungsi irigasi di Jateng adalah menaikkan muka air tertentu untuk melayani areal pertanian. Ada beberapa daerah irigasi yang terpantau dalam kondisi baik selain di Sucen Salatiga, juga ada di Logung Kudus.
Kepala BPSDA Seluna Agus Purwanto menilai, kondisi Logung dalam keadaan baik, dan sampai saat ini mampu melayani 2.821 hektar yang memanjang di Jekulo dan Mejobo. Dengan kondisi baik, maka ribuan petani menerima manfaat air dari saluran irigasi tersebut.
“Selama ini walau musim kemarau, air selalu tersedia. Ketersediaan air selalu terpenuhi,” tambahnya.