LenteraJateng, SEMARANG – Kepolisian Kamboja bebaskan 55 WNI yang menjadi korban penyekapan di Sihanoukville. Upaya pembebasan tersebut tidak lepas dari kerjasama antara Kementerian Luar Negeri, KBRI Kamboja, dan pihak kepolisian setempat.
Kabar bebasnya para WNI itu disampaikan oleh salah satu korban penyekapan, M Effendy dalam video singkat yang tersebar di media sosial. Lewat sambungan telefon, Effendy mengatakan ia saat ini bersama teman-temannya sudah keluar dari tempat kerjanya.
“Ada 55 orang di kantor polisi, ini di data dan menunggu teman-teman yang lain,” kata Effendy, pada Sabtu (30/7/2022).
Effendy mengaku sangat bersyukur bisa bebas setelah tiga minggu membuat laporan, meski sebelumnya tidak mendapat respon.
“Untuk itu, kami berinisiatif mengadu ke Ganjar melalui medsos. Empat hari langsung dapat respon dan ada desakan dari Indonesia untuk evakuasi,” terangnya.
Effendy menuturkan, sebelumnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng dan KBRI Phnom Penh sempat mengontaknya. Ia mendapat informasi bahwa kepolisian Kamboja akan bebaskan 55 WNI yang disekap.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku senang mendapat kabar tersebut. Kasus dugaan penipuan dan penyekapan terhadap 55 WNI di Kamboja yang masuk lewat aduan kanal media sosialnya menjadi perhatian serius.
“Saya memang minta tindakan segera, karena beberapa kali saya telpon dan video call dengan para korban itu, mereka mengatakan sudah mendapat ancaman bahkan kekerasan. Kalau hari ini sudah bebas, ini tentu berita baik,” katanya.
Pihaknya juga terus mengawal kasus ini dengan berkoordinasi dengan Kemenlu dan KBRI Phnom Penh.
“Kemarin mereka yang di Kamboja menjanjikan hari ini bebas. Dan ternyata progresnya bagus. Saya terimakasih pada semua pihak yang sudah membantu proses pembebasan ini,” terang Ganjar.
Sebelumnya, puluhan WNI menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di wilayah negara Kamboja, 10 antaranya adalah warga Jawa Tengah. Perusahaan yang memperkerjakannya disinyalir adalah sebuah perusahaan investasi bodong.