LENTERAJATENG, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dorong cerpenis muda gunakan bahasa daerah. Tujuannya agar meningkatkan minat masyarakat terhadap pelestarian bahasa daerah.
Melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), dilakukan difasilitasi melalui kegiatan berupa Kemah Cerpen. Peserta kemah cerpen merupakan para pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN).
Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menuturkan para penulis cerpen muda menjadi tunas baru calon penerus penulis karya sastra daerah di masa depan di daerahnya masing-masing.
“Model pembinaan yang intensif dan berkelanjutan seperti ini kami yakini akan menjadi solusi untuk mengurangi kekhawatiran hilangnya minat penutur muda bahasa daerah dalam berkarya sastra, khususnya bahasa daerah mereka sendiri,” ungkap Aminudin.
Angkat Kisah Lokal
Pada kesempatan yang sama, dua siswa pemenang lomba menulis cerpen berbahasa daerah yakni Maria Gloria Easter Atek, siswa kelas 8 SMP Negeri 2 Merauke, Papua Selatan, dan Aura Kasih Berlian siswa kelas 6 SD Negeri No. 1 Dompu, Nusa Tenggara Barat, menceritakan pengalaman mereka dalam mengikuti lomba.
Gloria menuliskan cerpen dengan judul “Ehe Alam Ehe Adaka Kawadeheb Made Apam Kamem He Mandow Epe” (Mencegah Banjir di Musim Penghujan). Tema cerpen tersebut dipilih karena Kota Merauke tempat Gloria terkenal dengan keindahan alamnya.
Namun sayang, karena berada di dataran rendah, wilayah tersebut kerap mengalami banjir terutama setelah hujan deras turun. Oleh karena itu, dirinya terinspirasi untuk membuat cerpen tentang bagaimana mencegah banjir.
“Pesan yang ingin saya sampaikan dalam cerpen tersebut adalah mari kita sama-sama bergotong royong menjaga kebersihan supaya setiap kota kita tidak tergenang banjir,” ungkapnya yang mengikuti kegiatan lomba cerpen dalam bahasa daerah Merauke yaitu bahasa Marind.
Pemenang lomba cerpen berbahasa daerah berikutnya adalah Aura Kasih Berlian yang menulis cerpen dalam bahasa Mbojo. Berlian, begitu ia biasa disapa, merupakan siswa kelas VI SD Negeri No. 1 Dompu, NTB. Gadis berusia 11 tahun ini menulis cerpen yang berjudul “Sa’e Mone”.
Cerpen tersebut mengangkat kisah tentang seorang kakak laki-laki yang sangat menyayangi adiknya tetapi adiknya menunjukkan sikap yang berlawanan dan tidak mau mendengarkan. Kemudian, sang adik pun menyadari tentang sikapnya yang kurang baik dan meminta maaf kepada kakak laki-lakinya.
“Pesan yang terkandung dalam cerpen ini yaitu agar para kakak laki-laki di luar sana dapat menjaga dengan baik,” ungkap Berlian yang sejak kecil sudah senang menulis ini.
Berlian mengaku sangat senang bisa mengikuti FTBI 2022. Berkat keikutsertaannya di sini, kemampuan menulis yang ia miliki semakin terasah.
“Terutama setelah mengikuti rangkaian pelatihan singkat selama empat hari,” ucapnya.