LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota Semarang mendapat mendapat aduan dari warga Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan terkait persoalan jaringan listrik yang semrawut seehingga kotori langit biru.
Warga Wonodri khawatir, dengan kondisi jaringan listrik semrawut di lingkungannya. Apalagi, setelah kajadian seorang warga meninggal akibat tersengat listrik saat berada di atas genteng rumah.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Irwan Loekita Wiharto Karunia pun, langsung mengunjungi lokasi. Pihaknya bersama Solidaritas Pakar berupaya mendampingi warga, untuk memperoleh kepastian soal penggantian kabel jaringan listrik. Warga mengaku, mendapat tagihan saat mengajukan perbaikan jaringan liatrik.
“PLN sudah mengganti kabel di tempat warga tersengat aliran listrik. Sementara sekitarnya, Pak RW membuat prosposal, saat pengajuan PLN membebani pelanggan 4,6 juta. Itu jadi dasar kami selaku dewan untuk mendampingi,” kata Irwan, Selasa (6/5/2025).
Hingga kini warga belum mendapat kepastian kapan jaringan listrik diperbaiki. Ia berharap, PLN bisa segera menindaklanjuti keluhan warga. Jika dilihat, kondisi kanel menempel dengan rumah tentu membahayakan warga.
“PLN sampai saat ini belum menentukan kapan waktunya. Cuma menjanjikan tahun ini akan diganti tanpa warga membayar biaya, cuma waktunya tidak pasti,” tuturnya.
Ketua RW 12, Kelurahan Wonodri Jumadi mengatakan, beberapa hari pasca warganya meninggal akibat tersengat listrik, PLN langsung memperbaiki jaringan di titik tersebut.
Warga lain khawatir hal tersebut terjadi kembali lalu dikoordinir oleh ketua RW, warga sepakat mengajukan perbaikan jaringan sepanjang 50 meter.
Namun, justru warga mendapat tagihan biaya perbaikan jaringan. Perbaikan akan dilakukan jika warga telah membayar biaya sebesar Rp 4,6 juta.
“Di titik kejadian meninggalnya warga, diperbaiki tanpa dipungut biaya. Maka, warga berinisiatif mengajukan proposal perbaikan. Tapi, dapat WA tagihan. Kalau sudah dibayar, baru diganti. Kalau suruh bayar, warga nggak bisa, warga nggak punya kas,” tutur Jumadi,
Warga dibantu oleh Solidaritas Kelopak Mawar (Pakar) berupaya untuk mencari solusi. Tak berselang lama, PLN meminta untuk audiensi dengan warga.
“Hasil pertemuan, bisa tanpa biaya tapi harus menunggu. Kalau ingin cepat ya harus bayar,” ujarnya.
Ia berharap, jaringan listrik di lingkungannya bisa segera diperbaiki. Mengingat kondisi sudah memprihatinkan. Ia khawatir, membahayakan warga karena kabel berada nempel dengan atap rumah, bahkan ke teras warga.