LENTERAJATENG, SEMARANG – Kawasan Layur Semarang punya satu kuliner legendaris dengan hidangan berupa es bubur kacang hijau.
Es bubur kacang hijau “Es Campur Kacang Ijo Pak Wawi” yang berdiri sejak tahun 50-an dan lengkap dengan jenis toping yang disajikan.
Sang pemilik, Pak Wawi yang membesarkan warung tersebut kini sudah mewariskan kepada anaknya, Saudah.
“Bapak itu meneruskan usaha kakek, katanya keluar sekolah demi berjualan. Sudah lama sekali, jadi sudah lupa tahun berapa. Sekarang usianya sudah 72 tahun,” kata Saudah.
Wawi, bukanlah orang pertama yang merintis warung tersebut. Ia juga mewarisi dari kakeknya.
Apabila ingin mampir, warung ini buka pada pukul 10.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
Dalam kondisi sepi, seporsi es kacang hijau yang cukup besar dan padat pun akan tersaji.
“Ada roti, tape, kolang-kaling, cau, dan rumput laut. Kalau mau tambah ketan hitam juga bisa,” tutur Saudah.
Saudah mengungkapkan jika cara penyajiannya pun masih serba manual.
Setelah memasukan berbagai sajian seperti kacang hijau dan topingnya, kemudian dia menyerut es batu menggunakan alat penyerut secara manual alias memakai kekuatan tangan.
Penutup es bagian atas kemudian dibalurkan, yakni sirup merah dan kental manis coklat.
Lantas terakhir serutan es jadi pelengkap padatnya semangkuk bubur kacang hijau ini di tengah teriknya Kota Semarang.
Seporsi besar Es Campur Kacang Ijo Pak Wawi bisa dinikmati dengan harga Rp 8 ribu.
Namun apabila mau menikmati ‘topping’ tambahan ketan hitam, bisa menambah Rp 2 ribu lagi.
Saudah menuturkan, tidak hanya warga lokal saja yang jadi pelanggan tapi juga dari luar kota dan wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Masjid Layur juga pernah mampir.
Revitalisasi Kawasan Layur ia tanggapi dengan positif. Saudah berharap, apa yang diupayakan Pemkot Semarang ini bisa semakin melestarikan wilayahnya termasuk dagangannya agar semakin ramai.
“Ada wisatawan dari NTT pernah sengaja ke sini karena penasaran. Selebihnya pelanggan kami datang dari sekitar Semarang utara,” tutur Saudah.
Warga Layur, Fariz, menyebut kedai es sudah jadi legenda warga sekitar.
“Hebatnya es kacang ijo Pak Wawi ini serutan esnya masih pakai manual, tenaga tangan. Itu jadi seperti ikon warung ini,” tutur Fariz. (ADI)