LenteraJateng, SEMARANG – Pecinta kuliner nusantara tentu tidak asing dengan makanan soto. Kata Soto berasal dari makanan Cina dalam dialek Hokkian Cau do atau Jao To atau Chau Tu yang berarti reruputan jeroan atau jeroan berempah. Ada juga yang menyebutnya memasak jeroan.
Mengutip dari tulisan Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani “Menyantap Soto Melacak Jao To Merekronstruksi (Ulang) Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa”, Makanan ini pertama kali populer di wilayah Semarang sekitar abad 19.
Makanan yang kini menjadi favorit banyak orang, memiliki berbagai macam ragam. Ada yang menggunakan tauto seperti di Pekalongan, ada juga yang menggunakan santan sehingga kuah lebih pekat dan ada pula yang menggunakan kemiri. Penyajiannya pun beraneka ragam, ada yang menggunakan mangkok ukuran besar, tidak jarang pula menggunakan mangkok kecil seperti di Pantura Jawa Tengah.
Soto umumnya menggunakan daging ayam, namun ada pula yang menggunakan daging sapi atau bahkan daging kerbau di Kudus.
Untuk di Kota Semarang, hampir semua varian soto ada, mulai berkuah bening, santan maupun kemiri. Demikian juga yang menggunakan mangkok ukuran besar maupun kecil, dan yang menggunakan daging ayam maupun sapi.
Satu di antaranya yang wajib warga maupun pelancong dari luar Kota Semarang kunjungi, Soto Bokoran Putri Dua yang terletak di Jalan Jolotundo Raya. Letaknya hanya sepelemparan batu dari Masjid Agung Jawa Tengah, tepatnya di sebelah selatan.
Nama Soto Bokoran merupakan satu dari sekian legenda kuliner di Kota Semarang, terutama untuk jenis makanan berkuah ini. Orang mengenal, Soto Bokoran ada di daerah Jalan Plampitan, yang terletak di antara Kauman dan Pecinan Semarang. Tetapi Soto Bokoran yang satu ini, tidak berada di lokasi tersebut.
Memenuhi Amanat Ibunda
Pemilik Soto Bokoran Putri Dua Ayu Septiani (35) mengaku, masih ada hubungan kekerabatan dengan Soto Bokoran. Ia merupakan cucu dari pengagas Soto Bokoran di Jalan Plampitan, yang sudah sangat masyur.
Ayu mengaku, ingin merawat dan melestarikan resep leluhur dengan membuka warung soto tersebut. Ia meneruskan usaha Ibunya, sejak 2019 lalu. Sang Ibu merupakan, putri kedua dari penjaja Soto Bokoran di Jalan Plampitan.
“Maka kami menamakan Soto Bokoran Putri Dua, dari kerabat Soto Bokoran tidak hanya kami yang membuka warung soto. Kami membuka dan menjajakan soto karena ingin mewujudkan amanat Ibu sebelum meninggal,” kata Ayu, di warungnya.
Sang Ibu pernah berjualan Soto dan gado-gado di daerah Seteran Semarang sejak 1992, tetapi kemudian berhenti karena tempat jualannya tergusur. Saat akan meninggal dunia, berpesan untuk meneruskan dan kembali membuka warung Soto.
“Resep Soto dari mendiang ibu,” tambahnya.
Ciri Khas Soto Bokoran Putri Dua, Merawat dan Melestarikan Warisan Leluhur
Ciri khas Soto Bokoran Putri Dua, adalah rasa manis dan gurih yang berpadu kuat. Rasa manis dari kuah sate, sedangkan gurih dari kuah kemiri. Menyantap Soto Bokoran Putri Dua, kurang lengkap jika tidak dengan tempe goreng yang renyah dan berkedel favorit pelanggan setianya.
Banyak pembeli yang akhirnya menjadi pelanggan tetap untuk setia menikmati Soto Bokoran Putri Dua. Warung soto yang buka sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WIB itu tidak pernah sepi dari pembeli. Bahkan, Ayu mengaku pelanggan sering kehabisan apabila tidak memesannya terlebih dahulu.
“Pelanggannya sudah dari berbagai tempat di Semarang ya, ada juga yang pelanggan lama ibu saya dulu, terus yang jauh-jauh dari Ungaran biasanya menelpon dulu minta disiapkan terlebih dahulu,” tutur Ayu.
Ada berbagai menu soto yang disajikan di warung tersebut. Ada soto ayam, soto sapi, dan ada pula gado-gado yang dibanderol mulai Rp 12 ribu per porsinya. Khusus di hari Rabu dan Kamis, soto sapi akan digantikan dengan sop sapi agar pelanggan bisa menikmati variasi menu lainnya.
Pelanggan juga bisa menyantap sate kerang, perkedel, tempe goreng, dan telur bebek bacem sebagai tambahan lauk. Sementara untuk minuman, terdapat beberapa pilihan seperti teh hangat, es teh, jeruk panas, dan es jeruk dengan harga mulai Rp 3 ribu.
Jika pembaca LenteraJateng ingin mencoba merasakan nikmatnya Soto Bokoran Putri Dua, bisa melalui Jalan Kartini, kemudian naik jembatan Banjir Kanal Timur. Sekitar 50 meter dari jembatan, warung soto ini berada di sebelah kanan jalan, dan jangan khawatir karena tersedia tempat parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
Editor: Puthut Ami Luhur