LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota Semarang meminta partisipasi lurah untuk menyosialisasikan kepada masyarakat berbelanja ke pasar tradisional. Gerakan belanja ke pasar tradisional ini untuk menggairahkan perekonomian masyarakat.
Anggota DPRD Kota Semarang Joko Susilo mengatakan, kondisi perekonomian sedang tidak baik pasca pandemi Covid-19. Kondisi pasar tradisional sudah berubah. Lurah diharapkan bisa membantu sosialisasi kepada masyarakat untuk berbelanja di Pasar Tradisional.
“Pak lurah, Bu lurah bisa membantu belanja di pasar tradisional, sudah terlanjur pasar tradisional drop. Apalagi, setelah terjadi Covid-19,” terangnya, saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Pasar Tradisional, di Balai Kota Semarang, Jumat (18/10/2024).
Dia mengaku, setiap hari bertemu dengan pedagang pasar maupun pedagang kaki lima (PKL). Mayoritas mengeluhkan sepinya pasar tradisional.
Menurutnya, meramaikan pasar tradisional harus ada kerjasama antara pemerintah, pedagang, dan sejumlah stakeholder terksit.
Pemerintah didorong melakukan evaluasi terhadap passr tradisional. Pasalnya, sejumlah pasar yang telah dibangun hingga bertingkat banyak justru sepi. Misalnya, Pasar Sampangan dan Pasar Bulu. Tak dipungkiri, sepinya pasar tradisional ini juga terjadi sejumlah kota, seperti di Jakarta.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilitasi Harga Dinas Perdgangan Kota Semarang, Siti Arkunah menyampaikan, Pemerintah Kota Semarang terus berupaya meramaikan pasar tradisional dengan berbagai program. Pihaknya menerima masukan-masukan untuk membuat pasar tradisional semakin ramai.
“Kami berupaya untuk meramaikan passr tradisional. Bahkan. Hari ini, seluruh pegawai Disdag bersih-bersih di semua pasar tradisional,” katanya.