LenteraJateng, KARANGANYAR – Pembangunan Bendungan Jlantah sebagai upaya untuk penuhi kebutuhan pengairan sawah. Hal itu sebagai satu upaya meningkatkan tampungan air dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi terus berlanjut untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Selain, kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.
“Ketersediaan jaringan irigasinya akan mengikuti dengan adanya pembangunan bendungan. Bendungan yang sudah terbangun harapannya segera bisa termanfaatkan,” kata Menteri Basuki.
Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung 10,97 juta meter kubik yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Puru. Desain konstruksi bendungan dengan tinggi 70 meter dari dasar sungai, panjang puncak 40 meter, lebar puncak 12 meter dan elevasinya lebih dari 690 meter.
Pembangunan bendungan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya, dengan nilai kontrak sebesar Rp 965 miliar. Mulai pembangunan pada 2019 dan targetkan selesai pada 2024. Saat ini progres fisik bendungan mencapai 39,41 persen.
Bendungan Jlantah Multifungsi, Tak Hanya Penuhi Kebutuhan Pengairan Sawah
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama mengatakan, setelah rampung Bendungan Jlantah akan menjadi bendungan multifungsi. Satu di antaranya memberikan manfaat ekonomi sebagai sumber irigasi.
“Bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 hektare persawahan di kawasan Jatiyoso dan Jumapolo Karanganyar,” kata Maryadi.
Selain sebagai sumber irigasi, bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter per detik. Kehadiran bendungan ini memberi berbagai manfaat. Antara lain, untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt, reduksi banjir sebesar 51,05 persen atau 70,33 meter kubik perdetik untuk Q50, serta konservasi dan pariwisata Karanganyar.
Kehadiran Bendungan Jlantah menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Jateng. Selain Bendungan Jlantah, terdapat dua bendungan lain yang tengah dibangun dan empat bendungan yang telah rampung di provinsi tersebut.
Rinciannya, yang sudah rampung yakni, Bendungan Gondang di Karanganyar dengan kapasitas tampung 9,15 juta meter kubik, Bendungan Logung di Kudus yang mampu menampung air sebesar 20,15 juta meter kubik.
Kemudian Bendungan Pidekso di Wonogiri dengan kapasitas tampung 25 juta meter kubik, dan Bendungan Randugunting di Blora dengan kapasitas tampung 14,42 juta meter kubik. Sementara bendungan yang masih dalam tahap konstruksi yakni Bendungan Bener di Purworejo dan Bendungan Jragung di Semarang.