LENTERAJATENG, UNGARAN – Tradisi Slup-slupan berlangsung saat peresmian Ndalem Condrowinoto di Desa Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Tradisi Jawa ini merupakan ritual masuk ke rumah baru.
Raden Nganten (R. Ngt) Eropeana Puspitasari, pemilik Ndalem Condrowinoto menuturkan kirab tradisi Slup-slupan ini bertujuan untuk masuk ke rumah baru. Prosesi slup-slupan dimulai oleh dua rombongan wanita dan pria yang datang dari arah berlawanan.
“Dari arah sebelah kanan atas itu
membawa pusaka yang akan dimasukkan. Pusaka adalah salah satu peninggalan leluhur yang kami keluarkan dan kami bawa untuk di dalam rumah,” jelasnya, pada Sabtu (19/11/2022) malam.
Kemudian dari arah sebaliknya, rombongan wanita membawa berbagai perlengkapan yang lazim ada di rumah orang-orang Jawa. Seperti sesaji, makanan, dan keperluan rumah tangga lainnya.
Setelah gamelan mulai berbunyi, kedua rombongan mulai berjalan pelan langkah demi langkah. Keduanya berjalan menuju ke Ndalem Condrowinoto.
Dengan gerakan yang sedikit gemulai, seorang wanita paruh baya sebagai pemimpin barisan berjalan sembari membersihkan halaman.
Bersamaan dengan itu, prosesi yang sama juga dilakukan oleh rombong lainnya yang diisi oleh para pria. Sedangkan barisan di belakang membawa tombak dan pusaka peninggalan leluhur.
R. Ngt Eropeana yang merupakan keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono II telah bertahun-tahun ‘nguri-uri’ budaya Jawa di Desa Kalongan.
Termasuk melatih kesenian Jawa di Sanggar Budaya Condrowinoto yang ia dirikan tepat di seberang Ndalem Condrowinoto.
Batik Condrowinoto, Tradisi Slup-slupan di Peresmian
Kirab ini sekaligus sebagai peresmian Batik Condrowinoto. Batik dengan corak klasik Mataram itu tersedia di Ndalem Condrowinoto.
Adapun motif batik yang ada antaranya Parang Gurda, Truntum Gurda, Sido Mukti, Sido Luhur dan Wahyu Temurun.
Ana, sapaan akrabnya menjelaskan tujuan pembukaan ini sebagai subsidi silang untuk Sanggar Budaya Condrowinoto. Hal ini lantaran sanggar tersebut tidak memungut biaya sama sekali.
“Sehingga para peminat seni yang memiliki perekonomian yang lebih dibandingkan yang lain, saling menopang. Membantu bagi adik-adik yang ingin belajar budaya tetapi mereka tidak memiliki biaya,” bebernya.
Ke depan, Ana juga akan mengadakan program program paket yang akan ia sosialisasikan ke sekolah-sekolah. Seperti pelatihan bagi siswa sekolah dasar (SD).
“Nanti kami akan memperkenalkan bagaimana cara membatik. Kemudian ada cara mewiru jarik,” pungkasnya.