LenteraJateng, SEMARANG – Stok hewan kurban Jateng masih surplus untuk menghadapi Hari Raya Idul Adha nanti. Untuk itu, Pemprov Jateng mengimbau warga tidak khawatir terkait persediaan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agus Wariyanto menegaskan stok hewan kurban untuk Jateng dalam kondisi surplus.
“Kalau kita kan, daerahnya surplus ternak. Surplusnya itu kan, kita mempunyai ternak lokal yang walaupun ada PMK, kita aman,” kata Agus Wariyanto, Selasa (21/6/2022).
Berdasarkan data dari instansinya, potensi hewan kurban di Jateng mencapai 399.302 ekor. Sementara kebutuhan kurban adalah 372.682 ekor.
“Untuk jumlah hewan kurban cukup. Sesuai data kita surplus sekitar 26 ribu sekian, dari kebutuhan sekitar 370 ribu sekian (sediaan) ada sekiar 400 ribu,” lanjutnya.
Melihat daging yang masih suplus itu, lanjut Agus, pihaknya juga akan memberikan daging atau pengiriman hewan ternak kepada beberapa daerah lain. Pemeriksaan kesehatan hewan tentu akan dilakukan sebelum melakukan pengiriman.
“Nah itu artinya, saya kira untuk menjelang idul adha kita aman,” tuturnya.
Agus menuturkan, pihaknya terus melakukan penyehatan kembali hewan ternak yang terindikasi PMK. Dari jumlah ternak terduga PMK, sebanyak 20.254 ekor mendapatkan pengobatan. Dari prosedur itu 4.949 ekor dinyatakan membaik, sisa kasus 18.163, dipotong 259 ekor dan mati 116 ekor.
Ternak yang terduga mengalami gejala PMK sejumlah 23.487 ekor. Sebanyak 300 di antaranya terkonfirmasi positif PMK, melalui uji medis.
“Berdasarkan Fatwa MUI, ada dua jenis sapi yang terkena PMK, yang berat dan yang ringan. Kalau yang ringan masih bisa untuk hewan kurban dan sah. Nah kalau yang berat sampai lempoh (lumpuh) kukunya copot itu tidak bisa,” pungkasnya.
Jateng Segera Lakukan Vaksin PMK
Jateng terima 1.500 dosis vaksin PMK pada ternak. Berdasarkan jadwal, vaksinasi akan mulai pada Kamis (23/6/2022) mendatang.
Agus menyebut, 1.500 vaksin PMK itu kini tersimpan di fasilitas cold storage. Cold storage berkapasitas 200 ribu-500 ribu dosis. Prioritas vaksin adalah ternak sehat, yang berada di pusat pembibitan dan sapi perah.
“1.500 unit itu kan terbatas. Ada perintah dari pusat yang terpenting dari tempat balai pembibitan dan sapi perah,” bebernya.