LenteraJateng, KENDAL – Sekitar rumah Ortu (Orangtua) Kopda Muslimin tampak sepi, semua pintu dan jendela rumah tetangga tertutup rapat. Kondisi tersebut, setelah geger tewasnya Kopda Muslimin yang dugaannya menjadi otak di balik penembakan istrinya.
Kopda Muslimin tewas di rumah kedua orangtuanya di Gang Adem Ayem, Trompo Kendal. Ia sebelum ketahuan meninggal dunia, sempat meminta maaf kepada kedua orangtuanya. Setelah itu, muntah-muntah dan tewas.
Rumah bercat krem milik Mustakim, ayah Muslimin, juga tampak sepi. Semua jendela rumah tampak tertutup rapat. Pintu depan rumah tampak terbuka, tapi tidak semua orang bisa bebas masuk keluar. Seorang pria berbadan tegap berpakaian warna hijau, pada lengan kanannya dan helm putih yang ia kenakan ada tulisan “PM”, tampak berjaga. Teras rumah, masih terpasang garis polisi dilarang melintas.
Kedua orangtuanya pun tidak terlihat keberadaannya, masih di dalam rumah tersebut atau sudah menyusul jenazah anaknya yang dibawa ke RS Bhayangkara Semarang. Tidak banyak tetangga atau bahkan kerabat orangtua Kopda Muslimin yang dapat dimintai keterangan.
Abidin (43) sepupu Kopda Muslimin yang datang untuk takziah, irit bicara saat ditanya perihalkejadian yang terjadi, pada Kamis (28/7/2022) pagi tersebut.
“Saya taunya pukul 08.30 WIB tadi. Waktu ke sini, sudah garis polisi. Nggak boleh masuk rumah,” kata Abidin.
Sedangkan perihal informasi menghilangnya Kopda Muslimin usai kejadian penembakan, Abidin justru mengetahuinya dari media elektronik. Pihak keluarga hanya bisa menenangkan orangtua sepupunya tersebut.
“Pas dapet kabar, kaget. Ya udah mau gimana lagi,” lanjutnya.
Sepengetahuannya, Kopda Muslimin sempat pulang saat Idul Fitri lalu bersama istri dan anak-anaknya. Abidin mengaku hubungan dengan sepupunya itu juga baik meski jarang bertemu karena sibuk bekerja.
“Komunikasi lewat WA saja,” pungkas dia.
Kronologi Tewasnya Kopda Muslimin, Sekitar Rumah Ortu Tampak Sepi
Sebelumya, Kopda Muslimin tewas di rumah orangtuanya pada Kamis (28/7/2022) pagi. Berdasarkan hasil olah tempat TKP, petugas menduga ia tewas usai minum racun.
Berdasarkan informasi dari ibu kandungnya, Rusiah, Kopda Muslimin pulang ke rumah pada pagi hari. Ia kemudian muntah-muntah lalu meninggal dunia.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengungkapkan, Kopda Muslimin bahkan sempat meminta maaf kepada kedua orangtuanya.
“Bahkan oleh orangtua menasehati untuk menyerahkan diri. Tetapi pukul 05.30 WIB muntah dan pada pukul 07.00 WIB meninggal dunia,” kata Kapolda, usai olah TKP.
Editor: Puthut Ami Luhur