LenteraJateng, SEMARANG – Ratusan orang ikut bergerak sesuai gerakan menari Jaranan dalam ‘Gamelan Kolosal’. Mereka awalnya hanya menonton dari pinggir pertunjukan seni tradisional di kawasan Simpang Lima.
Awalnya hanya satu dua orang saja ikut menari tetapi lama kelamaan, semakin banyak orang yang ikut menari. Menjadi sebuah pertunjukkan flashmob Tari Jaranan di jalan yang mengelilingi Lapangan Pancasila, Simpang Lima Kota Semarang.
“Asyik banget bisa flashmob bareng Tari Jaranan. Seru, karena jarang-jarang di Simpang Lima ada parade seni tradisional seperti ini. Biasanya kan band-band atau tarian populer lain,” kata Alfie, seorang warga yang ikut menari bareng, Minggu (14/8/2022).
Alfie mengaku, agak kesulitan menirukan gerakan-gerakan para penari jaranan. Meski begitu, ia tetap antusias dan menari dengan asyiknya bersama teman-teman.
“Ya agak kesulitan, karena jarang menari tradisional. Tapi seru, karena bareng-bareng semua ikut nari. Harapannya sering diadakan acara semacam ini, karena ini bagian dari mengenalkan dan melestarikan budaya tradisional,” tuturnya.
Tak hanya masyarakat, para seniman yang notabene adalah seniman desa juga bangga bisa tampil di Simpang Lima. Mereka tak menyangka, antusias masyarakat pada seni tradisional masih begitu tinggi.
“Rasanya bangga, seneng dan terharu sekali. Grogi juga, karena tampil ditonton banyak orang seperti ini. Melihat masyarakat ikut nari bersama, rasanya terharu karena mereka masih cinta pada kesenian tradisional. Semoga kesenian tradisional Jateng dan Indonesia semakin maju,” kata Anin, penari jaranan asal group Setuo Lawang Budoyo Wonosobo.
Sebanyak 1.050 seniman jaranan dan pengrawit datang dari berbagai desa di Jateng. Mereka tampil memesona dan berhasil menyihir warga yang asyik mengikuti Car Free Day (CFD) di Kawasan Lapangan Pancasila Simpang Lima Kota Semarang.
Pertunjukan seni tradisional jaranan dan gending-gending Jawa bertajuk ‘Gamelan Kolosal’ untuk memeringati Hari Jadi ke-72 Provinsi Jateng.