LenteraJateng, SEMARANG – Komunikasi bisa menggunakan berbagai cara, baik verbal atau pun yang tidak. Untuk komunikasi verbal, bisa lisan maupun tulisan atau bisa juga melalui media tertentu.
Fotografer Profesional EOS Creator Indonesia Soetomo MIKom menyatakan, komunikasi melalui media, tidak hanya tulisan tetapi juga visual. Bisa melalui foto maupun film, sedangkan foto menurutnya, sangat penting untuk memperkenalkan budaya di masyarakat.
“Foto bisa untuk memperkenalkan budaya sehingga harus menarik setiap orang yang melihatnya,” kata Direktur Bisnis Inakriya tersebut saat menjadi menjadi Dosen Tamu “Fotografi sebagai Sarana Komunikasi Budaya,” di Aula Gedung Kuliah Bersama lantai 7 Kampus Unissula Semarang, Jumat (17/6/2022).
Foto harus menarik bagi setiap orang yang melihatnya. Karena, foto pada dasarnya memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan-pesan secara efektif terutama soal kebudayaan.
Fotografi sambungnya, sangat penting untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan dan mengembangkan budaya yang ada. Selain, bisa menjadi daya tarik wisata yang luar biasa bagi satu daerah. Video atau foto juga merupakan media yang dapat membentuk opini atau mempersuasi pikiran seseorang.
“Contoh, Kota Lama Semarang, di mana banyak sekali pengunjung yang membuat beberapa foto di landmark-landmark kawasan tersebut. Sehingga kemudian, jumlah pengunjungnya lebih banyak daripada Candi Borobudur,” tutur Pengurus nasional Asosiasi Fotografer Indonesia itu.
Pria yang akrab dengan sapaan Mas Tom itu berharap, mahasiswa percaya diri mengambil foto yang mampu mengkomunikasikan pesan meskipun kamera yang mereka miliki biasa saja. Ia pun menceritakan pengalamannya saat masih menggunakan kamera biasa ketika masih berstatus mahasiswa.
“Saya tetap bisa menjadi juara, baik di tingkat nasional maupun internasional dengan berbekal kamera biasa,” tambahnya.
Ia juga memberikan kesempatan, kepada mahasiswa yang ingin belajar Teknik fotografi bisa melakukan hunting bersama, basic training atau menyelenggarakan workshop. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut menurutnya, bisa mengasah kepekaan menangkap momen dan meningkatkan ketrampilan.
Kegiatan Rutin Progdi Ilkom FBIK Unissula
Dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Antar Budaya Made Dwi Adnjani menyatakan, kegiatan ini merupakan program rutin Progdi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula. Yaitu dengan mengundang atau menghadirkan praktisi untuk memberikan ketrampilan di bidang komunikasi.
“Fotografi juga mengajarkan, cara yang unik untuk melihat dunia. Sekaligus memberi kesadaran baru akan keindahan dari berbagai perbedaan pemaknaan dari sebuah foto hasil jepretan fotografer,” tutur Made.
Sementara Kepala Prodi Ilmu Komunikasi Unissula Urip Mulyadi menyampaikan, Progdi FBIK Unissula memang mempersiapkan lulusannya agar aktif berperan dalam pembangunan peradaban Islam. Caranya dengan menjadi profesional di bidang Komunikasi.
“Melalui fotografi sebagai komunikasi budaya diharapkan hal tersebut bisa diwujudkan melalui foto karya mahasiswa Ilmu Komunikasi,” tuturnya.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar lebih dari 100 mahasiswa, dari berbagai Program Studi (Progdi), tidak hanya dari Progdi Ilmu Komunikasi.