LenteraJateng, SEMARANG – Polda Jateng siapkan Operasi Ketupat Candi untuk pengamanan arus mudik Lebaran 2022. Sistem oneway dan contraflow juga masuk dalam perencanaan sebagai antisipasi kemungkinan penumpukan kendaraan.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan awal di beberapan jalur mudik. Baik jalur pantai utara (pantura) maupun selatan, termasuk jalan tol.
“Karena di Jawa Tengah menjadi tujuan pemudik dari arah Jakarta dan sekitarnya. Kami juga akan simulasikan H-3 dari pelaksanaan Operasi Ketupat Candi,” kata Irjen Ahmad Luthfi, Minggu (3/4/2022).
Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Tengah Kombes Agus Suryo Nugroho mengatakan, akan mendirikan posko pengamanan sebanyak 200 buah. Tetapi pihaknya akan melakukan pengkajian lebih mendalam, termasuk jumlah personil yang akan terlibat.
Posko pengamanan sambung Kombes Agus, di antaranya fokus pada pengelolaan rest area. Pihaknya juga akan menyiapkan tim urai untuk mengatasi persoalan kemacetan dan pembatasan arus mudik lebaran. Yakni dengan menyiapkan jalan alternatif dan bengkel kendaraan terdekat.
“Nanti aka nada tim urai di tol. Terkait skenario yang kita rapatkan masih sebatas itu, namun demikian ini masih dalam pendalaman dan tentunya,” papar dia.
Mengenai tanggal puncak arus mudik Kombes Agus menjelaskan bahwa hal tersebut masih dalam proses evaluasi, termasuk pada arus balik. Rencananya akan berlaku sistem oneway dan contraflow.
Jutaan Orang Mudik dan Menuju Titik Wisata, Polda Jateng Siapkan Operasi Ketupat Candi
Kepala Dinas Perhubungan Jateng Henggar Budi Anggoro menyampaikan, akan ada 21,3 juta orang yang akan mudik ke Jateng berdasarkan hasil survey Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan.
“Dominasinya kendaraan pribadi, tapi ada potensi mudik motor 14 persen. Rincian lainya, bus 16 persen atau 12 juta dan pesawat 12 persen atau 9 juta. Mudah-mudahan tidak sebanyak itu,” bebernya.
Hasil survey itu juga menyebut, perlu mewaspadai lokasi tujuan utama para pemudikadalah Tawangmangu, Semarang, Ungaran, Baturaden, Wonosobo, Temanggung, Slawi dan Kebumen.
“Sebenarnya titik itu, untuk jalur biasa atau jalan yang tujuanya wisata. Tawangmangu misal, memang rawan, karena di sana kontur jalan naik turun, Baturaden juga. Karena kan, biasanya orang lebaran setelah mudik, silaturahmi, terus lanjut arahnya wisata,” pungkas Henggar.
Editor: Puthut Ami Luhur