LENTERAJATENG, SEMARANG – Perayaan Idul Fitri yang kerap dijadikan pesta mercon oleh sebagian masyarakat menjadi perhatian Polda Jateng.
Menyikapi hal itu, Polda Jateng secara tegas melarang masyarakat menyalakan mercon saat merayakan lebaran.
Pasalnya, ledakan mercon dinilai amat membahayakan dan mengganggu ketentraman lingkungan.
Kapolda Jateng melalui Kabidhumas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menyebut, warga yang melanggar dapat dipenjara berdasar UU Darurat No 12 tahun 1951.
“Untuk itu dihimbau warga menghentikan budaya menyalakan petasan, Pameo lebaran identik dengan petasan harus di tinggalkan, Sudah ada tindakan tegas, namun yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk berhenti memproduksi, menjual dan menyalakan petasan. Resikonya sangat besar dan melanggar aturan pidana,” jelas Kabidhumas dalam keterangan resminya, Kamis (20/4/2023)
Kabidhumas juga menambahkan sejauh ini Polda Jateng sudah menahan 98 orang terkait mercon. Terkait hal itu, upaya edukasi terus dilakukan. Namun demikian, pihaknya memastikan akan tegas proses penyidikan pada para pelaku penyalahgunaan mercon atau petasan.
Sementara itu terkait malam Takbiran dan pelaksanaan sholai Ied serta kegiatan masyarakat pasca lebaran, Kabidhumas menjelaskan bahwa Polri hadir untuk melayani dan memberi rasa aman masyarakat, di antaranya dengan menyebar sejumlah personel di lapangan.
“Baik personel yang bertugas rutin di Polsek dan Polres di seluruh Jateng, ditambah sekitar 21 ribu personel operasi Ketupat Candi 2023. Seluruhnya dioptimalkan untuk mengamankan kegiatan masyarakat termasuk pengamanan lingkungan dan arus mudik,” tandasnya
Meski begitu, dirinya menghimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati dan khusus untuk gema takbiran sebaiknya dilakukan di masjid , mushola atau bersama dengan keluarga di rumah
“Saat di jalan raya tetap patuhi arahan petugas yang ada di lapangan dan bila ada kejadian pidana atau kerawanan lain, segera lapor untuk secepatnya ditindaklanjuti,” tambahnya.