LenteraJateng, SEMARANG – Inflasi Cilacap tertinggi di Jateng, menurut Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Jateng Adhi Wiriana. Ia menyampaikan dalam laporan data inflasi per Maret 2022. Kondisi inflasi di wilayah Cilacap merupakan warning, kemungkinan terjadi lonjakan harga saat Lebaran.
Inflasi Cilacap per Maret year on year mencapai 3,41 persen.
Inflasi sebesar itu, harus menjadi perhatian khusus Pemerintah Jateng. Terutama untuk lebih berhati-hati menjaga dan memantau harga supaya tidak terjadi kenaikan lebih tinggi.
“Pemerintah perlu antisipasi karena April-Mei ini masuk Ramadhan dan Idul Fitri kecenderungan inflasi lebih tinggi lagi,” kata Adhi, Senin (4/4/2022).
Berdasarkan data BPS Jateng tercatat tingkat inflasi Cilacap secara month to month sebesar 1,19 persen. Komoditas minyak goreng memiliki kontribusi paling besar yaitu sebesar 0,25 persen. Kemudian rokok kretek dan filter 0,24 persen, telur ayam ras 0,15 persen.
“Secara keseluruhan tingkat inflasi Cilacap lebih tinggi dibanding Purwokerto, Tegal, Kudus, Semarang, Surakarta. Untuk komoditas telur ayam ras Tegal juga sama 0,15 persen, karena sama – sama mengalami kenaikan harga,” tuturnya.
Jateng per Maret 2022 mengalami kenaikan inflasi 0,75 persen, yang lebih banyak dari kelompok pengeluaran sektor makanan, minuman, dan tembakau.
“Sektor tersebut menyumbang ke inflasi Jateng sebesar 0,43 persen, kenaikan pada telur ayam ras 0,09 persen, cabe merah 0,08 persen minyak goreng 0,05 persen”, imbuhnya.
Adhi juga menyampaikan penting untuk lebih memperhatikan komoditas telur ayam ras, karena meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk berbuka, sahur, membuat kue. Tentu harus memperkuat supply agar dari sisi demand semakin besar.
Editor: Puthut Ami Luhur